Melompat Lebih Tinggi

Tuesday, January 14, 2020

Menggapai 1000 Minaret



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Berbekal dari hadist pertama riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim yang saya pelajari saat sekolah agama dulu inilah saya mengingatkan diri dan meniatkan perjalanan ini untuk ibadah.
Matahari mulai merona. Kelopak Tulip - Tulip cantik mulai bermekaran menggantikan putih salju yang membeku. Angin masih dingin menggigit. Musim semi telah tiba, namun musim dingin-pun sepertinya enggan meninggalkan. Pagi itu pertama kali saya memijakkan kaki di Eropa, saya sempat berjumpa dan berkenalan dengan seorang Muslimah asal Arizona-USA. Keramahannya membuat saya merasa tak sendiri di Amsterdam-Belanda kala itu sebelum saya menuju ke Jerman. Kami saling bertukar no. Handphone dan berinteraksi layaknya teman hingga saat ini. Aisha namanya, seorang muslimah yang baik dan taat selalu mengirimkan saya petuah Islami dan hadist-hadist dalam bahasa Inggris lewat pesan WhatsApp. Saya yang sedang senang mempelajari Islam dalam bahasa asing pun merasa terbantu karena bisa belajar dan mencatatnya dari setiap hadist yang dia kirimkan.
Alasan saya mempelajarinya dalam bahasa asing agar saya bisa menjadi salah satu muslimah yang bisa menjelaskan tentang Islam kepada orang-orang yang saya temui, terutama saat saya di negeri orang. Bukankah Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, maka dari itu meski hanya satu ayat setiap kita wajib menyampaikannya. Saya selalu menunggu WhatsApp nya terutama di hari Jumat, saya berkata saya sedang belajar tentang Islam dalam bahasa asing dan hadist-hadist yang dia kirimkan sangat membantu saya. Dia pun senang mendengarnya dan selalu mengirimkannya hingga saat ini.
Dari setiap hadist yang saya salin, saya mulai tertarik dengan bagaimana sang perawi hadist ini mampu merawi atau meriwayatkan sekian banyaknya hadist Rasulullah yang menjadi pedoman umat Islam setelah Al-Quran dan diakui keshohihannya. Sambil mencatat, terlintas keinginan untuk berkunjung ke negerinya sang perawi hadist, ya Imam Bukhari sang perawi hadist.
Berawal dari pertemuan itulah mimpiku lahir dan mengembara.
Setelah setahun sejak saya memposting rencana saya untuk mengunjungi negeri sang perawi hadist di akun Couchsurfing, saya memang sudah memiliki seorang host yang akan menampung saya di rumahnya dengan cara menjadi volunteer pengajar di sekolahnya. Berbagai kesepakatan telah kami setujui.
Tibalah waktu yang saya rencanakan. Saat saya membeli tiket, saya mengalami masalah yang sangat mencemaskan dengan kabar buruk mengenai penjual tiket pesawat yang saya beli dari salah satu OTA. Saya sangat khawatir berkaitan dengan berita scammer reviews yang saya baca di TripAdvisor, karena keteledoran saya yang lupa tidak melihat review nya terlebih dahulu, tergiur dengan murahnya harga tiket tersebut hingga main beli saja karena teman saya yang transfer .(Pelajaran bagi teman yang lain yang ingin membeli tiket di OTA lihat dulu referensinya agar tehindar dari hal yang tidak diinginkan).
Setelah saya membaca review nya betapa kagetnya saya hingga langsung mengirimkan e-ticket saya kepada seorang teman di Tashkent untuk membantu menghubungi pusat maskapai tersebut, selain itu saya juga mencoba menghubungi semua kantor pelayanan yang berhubungan dengan keamanan tiket pesawat melalui E-mail. Mulai dari PT.DBE ticketing hingga pusat maskapainya di Uzbekistan, dengan perasaan kalut akhirnya ada jawaban dari CS PT.DBE ticketing dengan jawaban yang sangat membantu bagi saya meski dia menyatakan dia hanya kantor perwakilan saja di Indonesia dan dia tidak memiliki otoritas untuk mengakses kegiatan jual beli tiket dari website manapun termasuk dari maskapai itu sendiri. Dia hanya bisa membantu saya dengan memberikan scan-an kartu nama salah satu marketing tiket Uzbekistan Airways di Indonesia.
Saya pun mencoba menghubunginya mulai dari E-mail hingga WhatsApp karena saya menggunakan no. Eropa tetapi nihil, tak ada jawaban hingga saat ini (what's a bad attitude of marketing people in Indonesia, only served when we are purchase but not responsible when we are on the problems).

Kecewa sangat kecewa tak ada balasan apapun hanya dibaca saja WhatsApp saya hingga saat ini. Padahal jika saja dia merespon saya berniat akan memperhitungkan jasanya dengan membeli tiket group Jkt-Tashkent jika ada jamaah yang akan ke Uzbekistan. Sayangnya dia tidak merespon.
Dengan perasaan kecewa dan sedikit mengikhlaskan jika bukan untuk saya, mungkin Allah punya alasan lain pikir saya saat itu. Jika tidak ada seorang pun yang mau menolong biar Allah saja yang menolong.
Tak lama kemudian ada balasan E-mail dari marketing Uzbekistan Airways langsung di Uzbekistan sana mengatakan bahwa ticket yang saya order adalah Valid, jadi tidak usah khawatir dan jika menemukan info peng-cancel an yang tidak saya lakukan silahkan menghubunginya lagi katanya.
Alhamdulillah puji syukur Allah menolong saya lewat salah satu marketing di Uzbekistan sana, saya pun membalas E-mail nya mengucapkan terimakasih atas kebaikan hatinya untuk respon dan bantuannya.
Bismillah....... Saya berangkat menuju bandara dan Alhamdulillah tak ada insiden yang macam-macam dari pihak imigrasi karena saya menggunakan passport electronic dan di sana terdapat gate otomatis.
Malam ini langit membentang tiada batas. Luas, gelap, hitam, dan pekat. Namun semua indah terlihat, tampak tersusun rapi dari buyaran bintang yang bersinar. Dipandang bercahaya dengan setiap kerlipan dari bentuk berbeda. Seperti sebuah harapan dan mimpi-mimpi manusia laksana terkemuka. Aku tersenyum menatap langit mengucap syukur atas rahmat Allah yang telah bersedia memberikan saya kesempatan untuk kembali mengudara mengepakkan sayap bersama sayap si besi terbang.
Udara dingin membeku dengan gemuruh angin yang menusuk hingga ke tulang, menandai kedatangan saya pagi ini, saya mendarat di kota Tashkent - Uzbekistan setelah kurang lebih 8 jam mengudara. Seperti biasa immigration checking, ambil bagasi, selesai (Di Imigrasi bandara Tashkent pun tidak rumit, hanya check passport dan bertanya apakah saya turist, tidak ditanya macam-macam).
Sementara Olim sudah menunggu saya di luar bandara, dia adalah pemilik Serendipity Language School & Travel Agent namun karena sibuk dan tak punya waktu untuk mengurus sekolahnya dia pun menutupnya.
Ya, sebelumnya rencana saya ke Uzbekistan selain untuk melancong memang ada kegiatan volunteer di sekolahnya, meski akhirnya tidak jadi volunteer Olim tetap menyambut dengan senang kedatangan saya. "Assalamualaikum" sapanya hangat dan dia bilang saya bisa tinggal di apartment nya sebagai tamunya selama saya mau.MashaAllah baik sekali orang ini, semoga berkah lirih saya.
Setelah sampai di rumahnya istrinya pun menyambut saya tak kalah hangat. Istri Olim bernama Dilfuza (Dili) dan anaknya bernama Muhammad Yusuf.

Mereka bilang sangat senang dengan kedatangan saya seorang tamu dari negeri yang jauh. "Semoga Allah memberikan rahmat dan kehidupan yang berkah dunia akhirat bagi keluarga ini" lirih saya mengharu biru.
Hari pertama saya beristirahat di apartment mencoba menyesuaikan diri dengan cuaca winter di sini yang suhunya mencapai dibawah minus derajat. Hari kedua masih tetap di apartment hanya ikut mengantar dan menjemput anaknya Olim yang masih TK.
Saat saya ikut menjemputnya, saya bertemu dengan salah satu guru senior di sana dan memberanikan diri menawarkan volunteer untuk mengajar di sekolah tersebut sehari saja. Responnya positive dan dia menerima saya dengan senang hati.
Hari ketiga yaitu hari Sabtu saya ditemani Dili menuju kantor imigrasi Tashkent untuk mendaftarkan saya sebagai turis yang tinggal bersamanya. Perlu diketahui hukum di Uzbekistan sangat ketat, dan di sini turis atau orang asing tidak diperbolehkan tinggal di apartment atau rumah bersama warga lokal, hal itu dianggap illegal. Maka saya sebagai warga asing harus mendaftarkan diri ke kantor imigrasi dan syaratnya adalah rekomendasi dari warga lokal yang kita tumpangi tersebut. Tidak main-main jaminannya adalah sertifikat rumah, sertifikat pajak dan passport pemilik rumah atau apartment tersebut. Beruntungnya, Olim dan keluarganya berani menjamin saya dengan menyerahkan persyaratan tersebut ke kantor imigrasi. (Such a good family) MashaAllah.....
Pengurusan legalitas tersebut tidak terlalu rumit selama seluruh syarat lengkap dan sesuai aturan. Pertama saya dan Dili masuk ke ruang fotocopy dan blanko pendaftaran, kami hanya bilang mau registrasi turis kemudian mereka meminta passport saya dan persyaratan yang diwajibkan. Mereka yang mengisi blankonya dan memfotocopy semua dokumentnya, setelah itu kami diminta ke ruang CASA untuk melakukan pembayaran (biaya : 4500 Cym Uz per hari dikali lama kita tinggal). Worth it sih karena Jika kita tinggal di hotel mana ada hotel yang seharga 4500 Cym Uz per malamnya 😁.

Setelah menyelesaikan administrasi pembayaran kami menuju ruang pendaftaran dan menyerahkan semua berkas asli dan fotocopy juga kwitansi pembayarannya termasuk passport asli saya. Setelah wawancara dan tandatangan, mereka bilang passport saya bisa diambil nanti hari Senin setelah jam makan siang.
Birokrasi negara ini cukup membuat saya tercengang, saya pun teringat bahwa ini adalah salah satu negara pecahan Uni Sofyet yaitu negeri adikuasa pada zamannya dan hingga sekarang hukum dan peraturannya pun masih sama kerennya.
Hari keempat saya dan keluarga Olim berencana pergi ke pusat kota Tashkent yaitu Amir Temur Square dan hotel Uzbekistan yang terkenal itu. Amir Temur adalah seorang Empire yang memiliki julukan Temur Lenk juga dikenal sebagai Temur, Taimur, atau Timur i Leng, yang artinya Timur si Pincang, karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir adalah seorang penakluk dan penguasa islam sunni keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia Tengah, yang terkenal pada abad ke-14, terutama di Rusia selatan dan Persia lebih tepatnya berasal dari kota Samarkand di Uzbekistan.
Darinya kita belajar bahwa keterbatasan fisik bukan suatu penghalang bagi kita untuk melakukan hal yang luar biasa.
Pagi ini saya menepati janji saya untuk menjadi volunteer pengajar di Jõ Jacha Kindergarten seperti yang saya bilang. Ketika saya sedang mengajar salah satu guru mengajak saya melihat pertunjukan dance anak-anak. Tak lama guru tersebut kembali memanggil saya untuk menemui kepala sekolah Surayyo namanya.
Surayyo sangat senang dengan partisipasi saya di sekolah ini, tak tanggung-tanggung dia menawarkan pekerjaan untuk saya sebagai guru di sini.
Saya kira dia bercanda, ketika jam makan siang selesai saya meminta petunjuk jalan ke kantor Imigrasi karena saya harus mengambil passport saya. Surayyo meminta saya dan Nilufar ikut bersamanya yang ternyata membawa kami ke kantor kementrian pendidikan Kindergarten Uzbekistan. Rupanya dia tak main-main dengan tawarannya menjadikan saya sebagai guru di sini. Birokrasi negara ini kembali membuat saya tercengang karena untuk jadi guru saja harus menghadap kementrian langsung loh berbeda sekali dengan di Indonesia. Setiap sekolah bebas merekrut guru. Lagi - lagi saya diingatkan bahwa negara ini adalah bagian pecahan dari negeri adikuasa, adigung adiguna Uni Sofyet.
Setelah dari kantor kementrian pendidikan Kindergarten, Nilufar menemani saya ke kantor imigrasi untuk mengambil passport saya, setelah urusan selesai kami pulang masing-masing menggunakan taxi.
Hari-hari berikutnya berjalan normal dengan saya mengajar setengah hari di Kindergarten, setelah itu saya mengexplore kota Tashkent mulai dari Madrasah, Corsu Bazaar, Khazret-Imam Mosque, Genuine Muskhafe-Usman Koran, Old Town, hingga Independence Square. Khazret Imam Complex yaitu mesjid khast imam yang sangat luas yang akhirnya membuat saya betah untuk berlama-lama dan ikut sholat berjamaah di mesjid ini, Dzuhur, Ashar dan Maghrib karena waktu siang sangat cepat di saat winter. Waktu sholat pun terkesan lebih cepat maghrib saja sekitar jam 4 sore. Di area ini juga terdapat Genuine Muskhafe-Usman Koran, museum Al-Quran muskhaf Osman yang dibawa oleh Amir Temur pada abad ke 14. Mushaf Alquran tertua tersimpan di museum The Library of the Board of Muslims of Uzbekistan di Tashkent, Uzbekistan. Disusun oleh Khalifah Utsman bin Affan pada abad ketujuh. Masih terdapat bekas tetesan darah sang Khalifah ketika ditusuk pedang saat membaca Surat Al Baqarah.
Setiap manusia akan kembali pada Tuhannya, dan sebaik-baiknya wujud kembali adalah dalam khusnul khatimah. Bisa dibilang kita akan kembali sesuai dengan kebiasaan kita seperti sang khalifah ini pun kembali disaat membaca Al-Quran. MashaAllah....
Semoga kitapun diberi nikmat pengembalian khusnul khatimah, Aamiin....
Saat weekend saya pergi ke Chimgan. Chimgan merupakan pegunungan di Tashkent yang indah di berbagai musim dan wajib di kunjungi. Jika musim semi ia akan tampak cantik dengan berwarna warni bunga yang bermekaran, jika panas ia akan tampak indah dengan bunga yang mekar sempurna dan hijaunya rerumputan dan pepohonan, jika gugur akan tampak menawan dengan warna warni daun menguning keemasan berguguran dan jika dingin ia tampak seputih paradise dengan hamparan salju yang tebal. Jaraknya sekitar 1 1/2 Jam perjalanan dari kota Tashkent. Jalanan berliku melewati lereng pegunungan yang dingin membeku sempat membuat saya pusing dan mabuk. Namun tak terperi setelah sampai dan dihadiahi pemandangan pegunungan berselimut salju tebal indah menawan hati dengan gemuruh angin yang menusuk hingga ke tulang serta pepohonan yang memutih menyempurnakan indahnya Chimgan.
Bagi yang ingin ber-Ski ria atau hanya menikmati pegunungan indah tempat ini recommended banget.
Lampu-lampu berkelap kelip menghiasi jalanan kota Tashkent dibalut dengan udara dingin membeku malam ini. Saya bergegas menuju stasiun kereta cepat Afrosiyob tujuan Bukhara. Rupanya karena malam ini tanggal 31 Desember yakni malam tahun baru, warga Uzbekistan banyak yang pulang kampung. Mereka merayakan tahun baru layaknya lebaran di Indonesia. Berkumpul dengan keluarga, dan berlibur di kampung halaman.
Di dalam kereta cepat ini saya duduk bersama Mirfayz dan Abbos. Mereka adalah pemuda-pemuda tampan pelajar asal Bukhara, bahasa Inggris mereka sangat bagus itu kenapa sepanjang perjalanan Tashkent-Bukhara saya berbincang dengan mereka. Hingga tak terasa tibalah kami di kota Bukhara yakni kota asalnya Imam Bukhari sang perawi hadist.
Sesampainya di station Bukhara, kami dijemput ayah dan adiknya Olim. Perjalanan kami ke rumah ibunya Olim masih satu jam perjalanan lagi karena mereka berasal dari sebuah desa bernama Qaraul Bazar. Dahulu Qaraul Bazar merupakan gate penentu layaknya gate imigrasi bagi siapapun yang datang dan dari negeri manapun yang akan masuk ke Bukhara. Jika tidak mendapatkan izin dari Amir maka mereka tidak bisa masuk ke Bukhara.
Tiba di rumah, kami disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga di sini dan tak lupa hidangan aneka buah, roti, soup dan berbagai macam snacks tersuguhkan. Hati saya menghangat dipenuhi pendar kebahagiaan. Tak pernah mengira nikmat Allah akan begitu deras menghampiri saya. Terimakasih ya Allah segala puji hanya bagiMu.
Fajar menyingsing dengan semburat rona keemasan yang masih malu - malu, diikuti gemuruh angin musim dingin yang menggigit membangunkan alam Qaraul Bazar untuk kembali bersujud di waktu subuh.
Saya bergegas mengambil air wudhu yang telah disiapkan ibunya Olim, kemudian sholat subuh. Rakaat kali ini mengeratkan hati saya, menggetarkan jiwa hingga mengantarkan signal ke pelupuk mata. Hati saya mengharu biru melafalkan kalimah-kalimah toyibah yang syarat akan makna.
Allah... begitu maha baiknya Engkau, menghadiahi hamba ribuan kasih dan cinta di negeri 1000 Minaret ini. Saya yakin jika bukan Engkau yang rela tak akan ada siapapun yang rela memandang si gembel ini apalagi pelukan hangat sesama muslim di negeri yang baru saya pijak. Jangankan budaya, bahasanya pun saya tak bisa hanya bisa membaca huruf crylic di sini tanpa mengerti artinya. Jika bukan Engkau yang rela menggerakkan hati mereka untuk saya, mungkin tak akan ada orang yang bersedia dan rela sampai seramah ini terhadap saya.
Lirih butiran kata tak sanggup saya lontarkan hanya isak tangis sujud tersungkur di atas sajadah subuh ini. Dosa tak pernah lalai mungkin tak terhitung bagai butiran pasir di laut, namun Allah tak pernah perhitungan dalam memberi nikmat. Mohon ampun ya Allah atas segala dosa yang telah saya perbuat. Segala puji hanya bagiMu Rabb. Terima kasih atas segalanya.
Setelah family gathering di Qaraul Bazar, saya menuju ke Bukhara city. Mereka memberi saya hadiah berupa kerudung, scarf dan sapu tangan. Karena saya tak memiliki apapun untuk diberikan, akhirnya saya menyerahkan kerudung bergo instan khas Indonesia, ternyata beliau girang bukan main. Alhamdulillah....
Sebelum ke kota Bukhara saya mengunjungi complex memorial Bahauddin Naqshbandyah. Muhammad Bahauddin al-Uwaisi al-Bukhari an-Naqsyabandi atau singkatnya Bahauddin an-Naqsyabandi (1318 – 1389), adalah pendiri tariqat Naqsyabandi, yang merupakan salah satu tariqat yang cukup besar dan berpengaruh dalam gerakan tasawuf. Syekh Baha-ud-Din q.s merupakan penerus Syekh Amir Kulal q.s ini mungkin bisa dianggap sebagai penanda pengikutnya kelak disebut pejalan thoriqoh Naqsyabandiyah, yang ajarannya didapat dari Abdul Khaliq Ghajdawani, yang ujungnya berasal dari Khalifah Abu Bakar diperoleh dari Nabi Muhammad.
Setelah berziarah, saya melanjutkan perjalanan ke kota Bukhara. Di kota Bukhara saya mencoba mengexplore kota tua disana yang merupakan destinasi turis, mulai dari museum, mesjid hingga Madrasah Mir-Arab dengan arsitektur indah luar biasa beserta landscape yang menawan hati.
Madrasah Mir-i Arab (bahasa Persia: medreseh-e mir-e arab; مدرسهٔ میر عرب) adalah sebuah madrasah yang masih aktif, yang berada di kota Bukhara di Uzbekistan.Madrasah ini didirikan pada awal abad ke-16 oleh Syeikh Abdullah Yamani, seorang sufi asal Yaman serta pembimbing rohani dari Emir Bukhara, Oubaïd Ulla Khan (1487-1540). Syaikh Abdullah merupakan penganjur emir untuk berperang melawan orang-orang Persia dari Transoxiana. Diperkirakan bahwa madrasah ini dibangun pada tahun 1535; dan beberapa studi terbaru malah memperkirakan bahwa madrasah dibangun tidak lama setelah tahun 1512, yaitu setelah kemenangan kaum Syaibanyah Syiah atas Dinasti Safawiyah, yaitu pasukan Shah Ismail I, di Guijdouvan. Madrasah ini memiliki 114 ruangan dan masing-masing ruangan dinamai dengan nama surat yang terdapat dalam 30 Juz Al-Quran.
Di sekitar sini juga terdapat Benteng Arc Fortress, Masjid Magoki Atori, Masjid Kalon, dan Chashma Ayud yang sudah berdiri sejak berabad-abad lalu. Bahkan, beberapa di antaranya sudah masuk ke dalam warisan dunia UNESCO.
Esoknya saya melakukan perjalanan ke Urgenc, Khwarizm karena saya mendapatkan tawaran dari seorang host bernama Risolat. Risolat dan keluarganya sangat baik dan ramah, mereka yang memenuhi kebutuhan saya selama di Khwarizm. Saya menerima tawarannya karena saya ingin mengunjungi kota Khiva di propinsi Khwarizm yakni kota kelahiran Bapak Khwarizmi pencetus Al-Jabar atau Algorithm matematikawan, cendekiawan Muslim yang sangat berpengaruh dan ilmunya masih kita pelajari hingga sekarang.
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (bahasa Arab: محمد بن موسى الخوارزمي‎) adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematik, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusinya tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari namanya. Namanya juga di serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.
Kota Khiva juga memiliki kota tua bernama Ican kala, disini terdapat banyak minaret dan museum yang tak kalah indah namun. Saya yang hanya sendirian mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk lokal. Mereka ternyata ramah dan baik hati. Ada Atabek, Shoxlo dan Nafosat yang cukup membantu saya membunuh waktu untuk menggali keunikan kota yang jaraknya sangat jauh dari Tashkent yakni ibu kota Uzbekistan.
Selesai di Khwarizm, saya melanjutkan perjalanan ke kota Samarkand. Perkiraan saya meleset, saya terjebak dalam perjalanan melewati gurun yang gersang dan dingin dengan badai salju yang lebat berkejaran dengan gemuruh angin yang sangat dahsyat. Saya mencoba menghubungi seorang teman namun signal pun mati ditelan sunyi, yang akhirnya membuat saya kemalaman di kota Samarkand. Setelah saya sampai di kota Samarkand, saya kembali menemukan kesulitan dan tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke Tashkent seperti rencana awal namun saya pun kesulitan untuk menginap di Samarkand karena uang saya tak cukup untuk membayar hotel. Akhirnya saya menghubungi teman saya dan mengatakan mengenai kondisi saya yang kemalaman. Tanpa pikir panjang teman saya langsung membooking hostel terdekat di tengah kota Samarkand dan saat saya check-in teman saya menelepon meminta berbicara dengan staff hostel dan mengatakan bahwa dia yang akan membayarnya besok (note: di Uzbekistan kebanyakan menerima pembayaran Cash only). Alhamdulillah staff hostel yang baik hati percaya dan mengizinkan saya bermalam di sini. Allah begitu baik selalu mempertemukan saya dengan orang-orang terbaikNya dimanapun saya berada. Terima kasih lirih saya penuh haru. Namanya Registan Hostel hanya 5 menit jalan kaki untuk ke Registan Square. Hostel nya bersih, wangi dan recommended banget bagi siapapun yang ingin backpackeran ke Samarkand.
Pagi hari sebelum check out saya mengunjungi Registan square dan beberapa tempat bersejarah lainnya di Samarkand berjalan kaki karena letaknya tidak jauh dari hostel. Registan Square adalah alun-alun tempat orang-orang berkumpul. Di sini ada sebuah komplek pendidikan atau perguruan tinggi yang dibangun dari abad pertengahan, yang terdiri dari tiga gedung madrasah besar dan satu buah masjid. Sebut saja kota dengan usia hampir 3 ribu tahun ini memiliki Madrasah-Sher-Dor, Gur Emir Mausolueum, dan masih banyak lagi.
Pagi ini kota Samarkand diguyur hujan salju nan lebat dingin menggigit. Teman saya pun datang dan membayar hostel serta meminjamkan saya uang karena khawatir saya kekurangan uang. Baik sekali, semoga Allah membalas dengan pahala dan rezeki yang berlipat. Kami check out dan makan siang, setelah makan siang saya melanjutkan perjalanan yang merupakan alasan perjalanan saya ke Uzbekistan. Yakni berkunjung dan berziarah ke Makam Imam Al-Bukhari sang perawi hadist Rasulullah.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari (bahasa Arab: أبو عبد الله محمد بن إسماعيل البخاري‎, lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 H (21 Juli 810) - wafat di Khartank, 1 Syawal 256 H (1 September 870)), atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Dia diberi nama Muhammad oleh ayahnya, Ismail bin Ibrahim. Yang sering menggunakan nama asli dia ini adalah Imam Tirmidzi dalam komentarnya setelah meriwayatkan hadis dalam Sunan Tirmidzi. Sedangkan kunyah-nya adalah Abu Abdullah. Karena lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah; dia dikenal sebagai al-Bukhari. Dengan demikian nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Ia lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Tak lama setelah lahir, dia kehilangan penglihatannya.
Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya terlebih lebih terhadap hal yang haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.
Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadis yang masyhur di Bukhara. pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci terutama Mekkah dan Madinah, di mana di kedua kota suci itu dia mengikuti kajian para guru besar hadits. Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in, hafal kitab-kitab hadis karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun hadis-hadis shahih dalam satu kitab setelah menyaring dari satu juta hadis yang diriwayatkan 80.000 perawi menjadi 7275 hadis.
Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail. Sosok dia kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.
Tak lupa saya sampaikan juga salam dari beberapa kerabat yang menitipkan salamnya untuk sang perawi hadist Imam Bukhari yang telah berjasa bagi panduan umat Islam di dunia setelah Al-Quran.
Saya yang berasal dari Indonesia cukup dihormati di area ini tentu saja berkat jasa Bapak Presiden pertama Indonesia, menurut sejarah Uni Sofyet Bapak Soekarno lah yang menemukan komplek makam Imam Bukhari yang terletak di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan, yang terlupakan saat itu dan kini telah menjadi salah satu destinasi wisata religi utama di Uzbekistan.
Meski jalan menuju kotanya sang perawi hadist Imam Bukhari, bagi saya tak melulu penuh keriangan. Sesekali berbatu dan udara membeku. Namun semua itu tak ada apa-apanya setelah sampai di complex itu, saya yang sendirian disambut hangat oleh petugas bahkan oleh bapak imam penziarah.
Sopir taxi yang mengantarkan saya masih menunggu dengan setia, kami pun menuju terminal tempat taxi tujuan Tashkent tak lupa saya memberikan double prize sebagai ucapan terima kasih.

Saya pun melanjutkan perjalanan pulang kembali ke kota Tashkent.
Negeri ini dikenal dengan negeri 1000 Minaret, karena setiap bangunan baik mesjid, madrasah maupun square nya dilengkapi dengan Minaret-Minaret yang tinggi nan megah.
Perjalanan saya di negeri 1000 Minaret ini memberikan keistimewaan tersendiri selain menggapai 1000 Minaret, saya menikmati setiap culture dan makanan khasnya terutama “Plov”. Saya juga terkagum – kagum dengan salah satu walnuts asli Uzbekistan bernama Brain Walnuts. Brain Walnuts memiliki bentuk seperti otak, tak hanya bentuknya saja tapi kandungannya kaya akan DHA dan Omega 3 yang sangat bagus untuk otak. MashaAllah, Allah memang Maha kuasa menciptakan sesuatu makanan yang berbentuk seperti otak. Saya pun berargumen wajar saja Al-Jabar dan Al-Bukhari secerdas itu karena sarapannya saja Brain Walnuts. J
Perjalanan kembali ke Tashkent mengakhiri perjalanan saya di Uzbekistan. Esoknya setelah berkemas saya berpamitan kepada guru-guru dan anak- anak serta seluruh pihak di 471 Kindergarten Tashkent yang sudah memberi saya kesempatan dan kepercayaan untuk berpartisipasi sebagai pengajar di sana. Dili dan Olim selalu mampu membuat saya terharu, dalam salam perpisahan ini pun saya tak bisa mengucapkan apapun selain rasa terima kasih yang mengharu biru saat mereka memberikan saya Brain Walnuts dan Kismis hitam sebagai buah tangan sepertinya mereka tahu saya tak mampu membelinya.
Penerbangan ke Jakarta, Indonesia mengakhiri perjalanan si pencuri mimpi kali ini dalam Menggapai 1000 Minaret.
Alhamdulillah segala puji bagi Rabb semesta alam saya kembali menginjakkan kaki ke tanah air dengan perasaan haru telah diberi kesempatan untuk mengunjungi dan berziarah di kota – kota para cendekiawan muslim. Jangan pernah remehkan impian, Allah sungguh maha mendengar.
Inilah perjalanan saya yang tidak mudah bagi saya namun Allah begitu baiknya memudahkan segalanya untuk saya. Jika saya hitung seluruhnya tidak mungkin saya bisa membayar semuanya karena saya bukan konglomerat dan jujur saja uang saya hanya cukup untuk ongkos transportasi saja tapi Allah yang maha kaya memakmurkan saya sehingga tidak kekurangan selama di negeri orang. Sungguh Dia maha kaya maha pengasih. Menjadikan perjalanan si gembel ini berasa Konglomerat. Syukur yang saya panjatkan mungkin tidak akan mampu bersanding dengan nikmatNya yang tak terhitung.
Terima kasih juga untuk orang tua terkasih yang telah membangunkan menara impian hingga saya bisa berpijak dan menggapai 1000 Minaret serta mengajarkan arti keimanan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah sejak diri ini terlahir di dunia, keluarga terkasih yang selalu mendukung dan mendoakan saya, teman-teman yang sudah banyak membantu dari segi moril, materi dan dukungan semangat lainnya.
Saya tidak sendiri, dibelakang layar mereka dengan hebatnya membantu saya tanpa pamrih.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materi, terutama keluarga terkasih yang selalu memberi dukungan moril, materi dan doa. Terima kasih untuk Hadi, Niki dan Wiwi yang telah mempercayakan materinya untuk saya selama di Uzbekistan. Serta seluruh pihak yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Bagi siapapun yang mimpinya saya curi kali ini, semoga berkenan dan tetap semangat dalam Menggapai 1000 Minaret. Sebagai gantinya hanya ini yang bisa saya persembahkan untuk kalian semua.
Terima kasih, Semoga bermanfaat !
Niat adalah awal dari segala amal yang kita lakukan, maka niatkanlah segalanya untuk ibadah. Semoga Allah ridha dengan serangkaian ibadah kita dimanapun kita berada. Aamiin...
Sampai jumpa lagi dengan saya Si Pencuri Mimpi dalam kisah selanjutnya !


Januari, 2020

Friday, July 13, 2018

TIPS NYEKER SOLO TRAVELER

1. Niatkan perjalanan sebagai ibadah dan persiapkan diri dengan baik (biasakan berjalan kaki agar saat traveling tidak kepayahan).
2. Riset sebelum berangkat, baca buku baik buku panduan atau lainnya baca juga buku panduan sholat bagi musafir, browse internet, atau tanya kepada orang-orang yang pernah mengunjungi tempat yang akan anda datangi.(Klik : islamicfinder.org untuk mengetahui lokasi mesjid dan jadwal sholat di seluruh dunia serta zabihah.com untuk mengetahui makanan halal di seluruh dunia). 
*Jadi tidak ada alasan untuk tidak sholat bisa sholat dimanapun di dalam kendaraan pun bisa dan makan yg dihalalkan jika sulit pilihlah makanan yang paling sedikit mudhorotnya. Wallahualam.
3. Rencanakan perjalanan minimal 3 bulan sebelum keberangkatan dan pastikan tabungan anda cukup dengan gaya traveling anda.(Ingat traveling bukan shoping).
4. Carilah tiket promo dan bandingkan harganya di berbagai situs, seperti Traveloka, skyscanner.com, Flixbus, Goeuro, dll ( cari jadwal yang tiba di tempat tujuan pada siang hari terutama jika berkunjung ke negara yang rawan untuk perempuan).
5. Carilah hotel atau hostel yang aman usahakan pilih yang "free cancelation" melalui berbagai situs seperti booking.com, Airbnb, dll . Jika tidak tinggal di tempat saudara atau teman. (Bisa juga tinggal dengan host lokal jika memiliki akun couchsurfing namun tetaplah berhati-hati dalam memilih host lokal).
6. Pastikan anda memiliki paspor yang masih berlaku minimal 1 tahun jangan mepet 7 bulan sebelum expired.
(klik imigrasi.go.id untuk syarat lengkap pembuatan paspor baik elektronik maupun non elektronik) untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
7. Cek negara apa saja yang bebas visa untuk WNI di Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/visa_requirements_for_Indonesian_citizents.
8. Scan paspor dan visa lalu kirim ke email anda sendiri.
9. Catat nomor telephon dan alamat KBRI di negara yang akan anda kunjungi.
10. Buatlah itinarary yang realistis jangan terlalu padat jika tidak ingin kecapaian dan nikmati perjalanan anda sebaik mungkin ( Jangan terlalu sering upload atau menggunakan medsos karena bisa mengurangi kuantitas travel anda, uploadlah ketika telah selesai perjalanan atau ketika di hotel hal ini juga membantu memanipulasi orang - orang yang ingin berbuat tidak baik dengan isi rumah kita saat yang punya sedang bepergian).
11. Sebelum berangkat pastikan seluruh kebutuhan baik pakaian, sajadah lipat, obat, vitamin, peralatan mandi dan dokumen (paspor , visa, tiket pesawat, tiket bus/kereta, bukti penginapan, asuransi perjalanan, notes dll) ada dalam tas anda dan jangan lupa shodakoh juga berdoa agar dimudahkan dan dijauhkan dari bala bencana Inshaallah.
12. Simpan paspor dan dokumen di satu tempat agar anda mudah mencarinya jika diminta.
13. Kemanapun anda pergi dan dalam kondisi apapun beritahu keluarga atau sahabat tentang perjalanan anda (tapi untuk masalah yang masih bisa ditangani jangan mengabarinya agar mereka tidak panik dan khawatir).
Berikan nomor pesawat, alamat menginap dan itinarary. Tidak perlu mendetail yang penting mereka tahu anda ada di mana.
14. Pakailah baju yang pantas tanpa aksesoris kecuali jam tangan. Gunakan make up secukupnya dan hindari lipstik warna merah menyala.
15. Untuk wanita pakailah cincin walaupun belum menikah, dan jika ada orang asing yang berusaha mengganggu, bersikaplah seolah-olah sedang menunggu pasangan. (Lagipula cincin emas berguna jika anda kehabisan dana bisa dijual). 
16. Kenakan tas yang bisa ditutup dan nyaman(tidak perlu mahal dan bermerek) serta selalu tempatkan dalam pengawasan dan biasakan menyimpan uang terpisah-pisah diberbagai saku dan tas. (Jika membawa backpack bagi wanita maximal kapasitas 30-40 liter).
17. Jangan lupa bawa HP dengan kamera yang berkualitas, selain Google Map, aplikasi Waze berguna untuk penunjuk arah, charger hp dan converter/adaptor jika steker tidak sama dengan di Indonesia. (Klik : elecricaloutlet.org atau countryplug.com) untuk mengetahui electricity plug di seluruh dunia.
*Jika tidak memiliki HP dengan kamera yang berkualitas siasati dengan kamera WhatsApp kirim (titipkan) kepada sahabat atau keluarga, karena pada aplikasi ini kameranya lebih jelas meski kamera HP anda tidak bagus😁
18. Beberapa negara memberikan VAT/GST Refund (Pengembalian Pajak) bagi turis yang membeli barang-barang mewah seperti barang elektronik, perhiasan, dll. Besar persentase jumlah yang dikembalikan bervariasi setiap negara. Jadi simpan kwitansinya dan berikan kepada petugas di bandara atau di Puerto pelabuhan sebelum meninggalkan negara tempat anda membeli barang tersebut.(Jangan lupa ya lumayan uang kembali😁)
19. Banyak minum air putih (kegunaan air bukan hanya penghilang dahaga tapi juga menetralisir suhu tubuh pada cuaca yang tidak bersahabat, menghindari dehidrasi dan melancarkan peredaran darah)dan beristirahat atau tidur yang cukup selama bepergian, kenali tubuh anda sendiri jika dirasa tidak mampu jangan memaksakan diri.
*Hati - hati terhadap makanan atau minuman yang diberikan oleh orang asing yang baru anda kenal bahkan jika itu teman di penginapan.(Gunakan feeling dengan baik jika yakin lakukan jika tidak yakin tinggalkan).
20. Ikuti semua peraturan yang ada di suatu negara, hormati budaya dan tradisi setempat. Jangan menerapkan kebiasaan di rumah di tempat asing. Ya dimana bumi berpijak di situ langit dijunjung.
*Berjalanlah dengan percaya diri, santai, berkonsentrasi pada perjalanan, dan tanpa rasa takut. Aura takut atau khawatir bisa terlihat dari gerak-gerik wajah, serta bisa mengundang penjahat untuk memanfaatkan situasi itu. Berdoa sebelum berangkat dan selama di perjalanan akan mengurangi rasa takut serta khawatir karena bepergian sendiri.

#Tidak ada satu tempat pun yang aman 100% di dunia ini, tapi jika terus-terusan ketakutan bisa-bisa anda tidak kemana-mana. Berdoalah setiap saat yakin Allah selalu bersamamu. Selamat Menjelajahi Dunia ! #

Semoga Bermanfaat ! Bon voyage ! 😉😘








Sebagian disardur dari buku 101 Tips Traveling CK.

Wednesday, June 20, 2018

Si Pencuri Mimpi



بسم الله الرحمن الرحيم
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan".(QS. Al Mulk: 15)
Berbekal dengan ayat inilah saya memantapkan diri untuk menjemput kenyataan yang selama ini menjadi impian saya. Bukan Tuhan nama-Nya jika tak bisa menjadikan semuanya mungkin di tangan-Nya.
Mentari memang telah tersenyum seolah menyapa dengan riang. Sepulangnya dari Culture Trip ke Beijing China pada akhir Maret 2018, saya memang sudah berniat akan melanjutkan perjalanan saya ke belahan bumi lainnya. Tak bisa dibilang mudah karena perjalanan kali ini akan memakan banyak waktu dan banyak tempat pula yang diexplore. Memikirkan, merencanakan dan mensiasati menjadi momok utama selain modal finansial yang wajib dimiliki.
Sebelumnya saya telah mengabari semua teman-teman yang tinggal di negara yang akan saya kunjungi termasuk untuk beberapa program volunteer dan undangan pernikahan seorang teman proyek yang waktunya pas dengan rencana saya yang ingin berihlah. "Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui" seperti pribahasa inilah perjalanan saya kali ini.
Setelah mempersiapkan berkas- berkas yang dibutuhkan, saya mantap untuk mencoba apply visa Schengen yang katanya sulit didapatkan. Saya berniat apply Visa tersebut melalui kedubes Belanda yang tergolong cukup mudah katanya. Tapi ternyata sebulan sebelum jadwal keberangkatan saya, jadwal online janji temunya sudah full. Panik, pasti. karena semua berkas yang saya persiapkan adalah berkas untuk kedubes Belanda. Mencoba mendaftar ke kedubes lain akun saya tidak bisa diakses. Sebuah ujian luar biasa karena datang diawal yang mungkin bisa mengurungkan niat bahkan mematikan impian itu sendiri. Saya mencoba cara lain yaitu meminta bantuan lewat travel untuk membantu apply Visa termasuk berkas yang dibutuhkan karena pikiran saya seolah sudah buntu dan berkas yang telah saya persiapkan sebelumnya adalah untuk kedubes Belanda. Akhirnya pihak travel menyarankan saya lewat kedubes Spanyol karena saya akan tinggal lebih lama di Spanyol dan keluar Eropa pun dari Spanyol. Setelah beberapa hari akun saya akhirnya bisa diakses dan Alhamdulillah masih ada tanggal janji temu yang cukup mepet dengan jadwal keberangkatan saya.
Mengurus visa Schengen memang tidak bisa dibilang mudah. Saya sempat deg-deg an juga setelah janji temu, rekam biometric dan sidik jari di BLS yang merupakan lembaga yang dipercaya oleh kedubes Spanyol untuk urusan visa Schengen. Setelah proses itu pun saya tidak berani membeli tiket pesawat sebelum visa disapprove, karena tidak ada jaminan visa akan disapprove. Menunggu hasilnya membuat saya tidak bisa tidur bahkan sampai demam dibuatnya.
Sambil menunggu saya mencari tiket pesawat yang murah, untuk waktu yang cukup mepet memang sulit menemukan tiket yang murah biasanya tiket murah bisa kita dapatkan 3 bulan sebelum keberangkatan. Cari mencari dari satu situs ke situs lain dari maskapai lokal hingga mancanegara. Taraaaa....munculah tiket terusan yang cukup ramah di kantong, tentu saya tidak langsung beli karena masalah visa yang belum tahu disapprove atau tidak.
Dilema melanda, menunggu sambil berdoa semoga tiket tak naik dan visa segera disapprove. Seminggu setelah proses biometric belum juga ada kabar bahkan bolak-balik ngecek online di BLS tak juga ada pencerahan apakah diapprove atau ditolak. Setelah beberapa kali mengintip harga tiket, saya pun menberanikan diri untuk memesannya dan ternyata dari pihak penjual diberi waktu 3 hari untuk pembayaran. Lumayan ada waktu semoga visa diapprove pikir saya. Setelah menjelang 3 hari pembayaran, visa belum juga ada kabar. Saya pun mencoba memesan lagi kali ini hanya diberi waktu 2 hari untuk pembayaran. Menunggu lagi, dan belum juga ada kabar pada saat jatuh tempo pembayaran. Akhirnya saya yakinkan diri bahwa visa Schengen saya pasti diapprove. Hehe
Besoknya sebelum jatuh tempo pembayaran tiket, saya memesan lagi dan hanya diberi waktu 1 hari saja. Saya belum juga membayarnya karena tetap saja saya was-was dengan masalah visa yang tak kunjung ada kabar. Entah kenapa saya merasa yakin bahwa Visa saya pasti diapprove setelah komunikasi dengan seorang teman yang pernah ke Eropa. Tibalah saat untuk membayar tiket yang telah saya pesan namun ketika saya hendak mentransfer tidak bisa akhirnya saya menghubungi pihak penjual tiket tersebut dan diberikan solusi lain untuk pembayaran, dapatlah tiket tersebut. Alhamdulillah.
Setelah membeli tiket saya kembali deg - deg an karena Visa tak kunjung datang. Saya kembali mengecek di BLS ternyata sudah diambil, saya pun menghubungi pihak travel menanyakan kabar Visa saya diapprove atau tidak. Saya diminta menunggu, besok akan dikabari katanya. Saya yang sudah merasa lama menunggu dan was- was dengan hasilnya tak bisa lagi bersabar dan kembali menanyakan kepada pihak travel. Besoknya saya mendapatkan kabar bahwa passport saya bisa diambil Senin Alhamdulillah.
Setelah passport ditangan, saya mengurus Visa yang lain yaitu Visa Turkey via online tidak sampai 1 jam sudah jadi, karena saya akan pulang dari Turkey sementara Morocco tak perlu mengurus Visa karena WNI bebas Visa ke negeri ini. Senangnyaaa. Persiapan yang terkesan mendadak membuat repot beberapa pihak mulai dari keluarga, teman, serta kerabat dekat. Pinjam kamera lah, ngeprint konfirmasi hotel (meski tidak tinggal di hotel untuk jaga jaga) , dan seluruh tiket transportasi antar negara di Eropa. (Note : Pembelian seluruh tiket transportasi antar negara di Eropa menggunakan Kartu Kredit tidak bisa Debit, jika tidak punya minta tolong teman yang punya barangkali mau bantu dan jika limitnya masih ada).
Berangkatlah saya ke Bandara Soeta. Terminal 3 karena penerbangan pertama saya ke Kuala Lumpur menggunakan pesawat plat merah negeri sendiri. Seperti biasa check in, pengecekan ternyata sekarang ada peraturan harus punya tiket PP. Setelah check in menuju bagian imigrasi, di sini pihak imigrasi menanyakan kemana tujuan saya. Saya menjawab apa adanya bahwa saya akan ke Eropa, Morocco dan Turkey kemudian pulang sesuai jadwal di tiket. Entah kenapa pihak imigrasi seperti menaruh kecurigaan tersendiri sehingga mengharuskan saya untuk memasuki ruang kepala imigrasi dengan pertanyaan yang sama lebih detail dengan mengharuskan saya memperlihatkan seluruh dokumen yang saya bawa (Note : Bawalah seluruh dokumen yang dibutuhkan selengkap-lengkapnya). Setelah selesai pemeriksaan dan mendapatkan stempel saya pun menanyakan hal tersebut karena saya merasa aneh baru kali ini sampai sebegitunya pemeriksaan yang dilakukan hanya karena saya berhijab dengan tujuan akhir ke Turkey. Jawabannya tidak bermaksud apa-apa hanya meyakinkan saja katanya.
Oke, selesai bagian imigrasi bertolaklah saya dari bandara Soeta ke KLIA sesampainya di KLIA saya teringat bahwa saya belum membeli tiket dari Roma ke Paris, minta tolonglah pada teman selain itu saya juga harus membuat pusing satu orang teman lagi untuk urusan booking hotel yang belum saya print untuk mengirimkan screenshot konfirmasinya dari email saya. (Maklum hp saya sudah uzur) Alhamdulillah Punya teman-teman yang baik yang bersedia direpotkan. eeh
Sambil menunggu, saya pun membuat itinerary perjalanan saya dengan tulis tangan anggap saja sedang mengarang indah, saking seriousnya saya tidak tahu kalau ada yang memperhatikan saya. Seorang ibu dari Belanda bertanya apakah saya seorang guru, saya pun mengagukan kepala dan dia bilang bisa ditebak dari tulisannya katanya. Haha
Penerbangan selanjutnya menuju Amsterdam dengan transit di Istanbul. Perjalanan yang cukup panjang karena saya solo traveler maka saya harus bisa beramah tamah pada traveler yang lain terutama jika bertemu dengan orang dari negeri sendiri. .
Sesampainya saya di bandara Schiphol Amsterdam saya khawatir dengan satu tiket yang belum saya pesan, namun antrean harus diikuti. Ketika tibalah saya di depan pihak imigrasi saya ditanya apakah saya pergi sendiri dan apa tujuan saya, kerja atau traveling, saya mengiyakan dan menjawab hanya traveling. Kemudian dia meminta bukti seluruh tiket dan itinerary saya, Alhamdulillah saya sudah membuatnya ketika di KLIA , setelah dia lihat dia pun bertanya pada saya berapa uang yang saya bawa. Saya pun menyerahkan dokumen foto copy Bank Reference yang saya miliki dan menunjukan kartu finansial yang saya miliki(Alhamdulillah semua dokumen syarat pembuatan visa saya foto copy dan membawa semua dokumen asli lainnya). Dia bertanya bisakah saya mengkonfersikan ke Euro dan menghitung seluruhnya dalam Euro karena dia tidak tahu Rupiah itu berapa Euro seluruh bukti finansial saya termasuk uang Euro cash yang saya bawa, saya pun menghitung kesuluruhannya. Setelah itu dia pun tersenyum dan berkata "Bon Voyages !" (Padahal seluruh bukti kertas yang saya punya sudah tidak ada isinya karena sudah dibelikan tiket dan sudah ditukar Euro cash yang saya bawa) haha....
Belum selesai sampai di sini, sekeluarnya saya dari bandara Schiphol saya harus mencari koneksi internet yang bagus karena itulah jalan satu-satunya untuk melancarkan komunikasi dengan host saya yang akan menjemput saya di bandara. Tidak mudah menemukan host saya yang ternyata sudah menunggu saya sejak lama karena saya yang tidak terlalu paham dengan bandara Schiphol, ya saya misunderstood dengan info yang dia berikan. Tapi akhirnya ketemu juga.
Beruntung di Amsterdam ini saya tinggal dengan host muslim yaitu keluarga Mustafa asal Turkey, saya memilihnya karena ingin tahu seluk beluk mengenai Turkey sebelum berkunjung kesana dan karena Natalie teman saya di Amsterdam sedang berada di Finland. Dan ternyata saya kembali mengucap syukur ketika host saya mengantarkan saya keliling Amsterdam mulai dari Kincir angin, City centre hingga Red lights area. Gratis ! Karena host saya adalah seorang driver dengan mobil milik sendiri. Alhamdulillah mahalnya tidak terasa.
Setelah beberapa hari di Amsterdam-Belanda, saatnya melanjutkan perjalanan ke Jerman. Saya memilih transportasi bus antar negara termurah dibanding keretasaya berangkat dari stasiun Amsterdam Sloterdijk ke Munich central bus station. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 jam. Sesampainya saya di Munich, saya harus menunggu teman yang akan jadi host saya selama di Jerman namanya Gisela. Sayangnya dia sedang ada pekerjaan ketika saya sampai stasiun jadilah kami baru bisa bertemu di sore hari waktu Jerman. Dia menjemput saya di Munich central bus station kemudian kami menuju stasiun kereta di Munich sebelum kami naik kereta, Dia berbelanja makanan dulu barulah kami naik kereta menuju Bavaria rumah host saya. Dari stasiun Munchen naik kereta sekitar 60 menit ke Bavaria (tiket kereta di Jerman mahal . Setelah beristirahat kami menyiapkan untuk project "Food sharing Volunteer " kami di Ingolstadt besok. Keesokan harinya kami ke Ingolstadt naik kereta dari Bavaria sekitar 15 menit kemudian dijemput Manuela teman yang punya project tersebut.
Acara tersebut berlangsung dari pagi hingga sore hari. Saya merasa beruntung bisa bergabung dengan orang-orang intelek di sini. Ternyata selain Bavaria yang pemandangannya indah saya bisa ke Ingolstadt juga yang isinya orang-orang pemikir keras. Saya diperbolehkan berjalan-jalan keliling kota tua tersebut yang wow setiap gedung yang saya kunjungi isinya orang-orang demo mengenai Science dll. Mashallah mulai dari demo pengolahan nano plastik, bahan bekas, hingga limbah makanan dan go green. Bagaimana negerinya tidak maju jika orang-orangnya semua pemikir dan perduli dengan lingkungan. Angkat jempol deh saya. Setelah berkeliling saya kembali ke gedung tempat project saya sendiri, disini kami menjelaskan kepada pengunjung mengenai memanfaatkan dan mengolah kembali makanan yang hampir expired agar tidak jadi limbah atau mubazir. Setelah acara selesai barulah kami membagikan semua makanan yang ada kepada pengunjung dan semua crew volunteer. Pengalaman yang berharga.
Beberapa hari tinggal di Bavaria, sayang saya tak bisa bertemu dengan Mr. Breakling karena beliau sibuk mengurus istrinya yang baru dioperasi, semoga lekas sembuh. saya pun melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu ke Prague, Ceko Republic. Saya berangkat dari stasiun yang sama di Munich menuju Prague (ÚAN Florenc bus station) selama 5 jam. Sesampainya di Prague saya hanya jalan- jalan saja menikmati anggunnya kota Prague dengan kastil-kastil kuno nan megah karena malamnya akan melanjutkan perjalanan ke Roma, Italia. Dari Prague (ÚAN Florenc bus station) menuju Rome Tiburtina Bus station setelah transit 2 jam di Venice. Perjalanan ini memakan waktu total 17 jam. Disini perjalanan paling mendebarkan untuk saya karena teman saya di Roma pada hari itu sedang tidak berada di Roma. Saya bingung akhirnya saya meminta tolong pada teman satu group yang tinggal di Italia untuk bersedia membantu mencarikan host untuk saya. Ketika saya di perjalanan di dalam bus Danila berusaha menghubungi sepupunya dan salah satu teman sepupunya yang tinggal di Roma bersedia menjadi host saya. Alhamdulillah . Sepanjang perjalanan ini di samping saya ada Hosé traveler dari Chilli, dia cukup ramah dan banyak membantu saya hingga sampailah kami di Roma. Saya menuju alamat yang diberikan oleh Alessandro. Inilah pertama kalinya saya mencari alamat sendiri karena host saya pada waktu saya tiba di Roma dia sedang kuliah di kampus tapi tak apa alamat yang dikasih jelas. Bertanya sana sini akhirnya saya bertemu dengan muslim kulit hitam dari Ethiopia dan mengarahkan saya untuk naik Trem. Ketika naik Trem saya bertanya pada seorang gadis sebelah saya Giula namanya, minta ditunjukkan halte alamat yang saya tuju namun ternyata gadis ini malah menemani saya mencari alamat tersebut hingga ketemu. Mashallah begitu Maha penolongnya Allah mempertemukan saya dengan orang-orang terbaikNya.
Setibanya di kediaman Alessandro dengan ramahnya menyambut saya. Sebagai host dia cukup berpengalaman dalam membantu para traveler. Sebenarnya saya agak deg-degan karena apartment ini isinya laki-laki semua, hingga saya harus meyakinkan lagi kalau host saya ini orang yang baik dengan saya menghubungi Danila. Kemudian Danila pun meyakinkan saya bahwa dia percaya pada teman sepupunya itu. Baiklah saya terima dan bismillah ternyata benar mereka baik banget bahkan agar saya tidak canggung mereka memanggil temannya Ziafat yang perempuan yaitu Manuela untuk menginap dan menemani saya. Alhamdulillah. Saya di Italia hanya 2 hari. Di Roma saya tidak mengeluarkan uang banyak hanya untuk ongkos metro saja karena semua kebutuhan saya ditanggung host saya di sini, tour ke Coloseum Roma pun bersama Sardar karena Sardar adalah Tour Guide sampai jajan piza saja dibayarin bahkan tiket bus dari termini ke Bandara pun Sardar yang bayar hehe. Meskipun harus kehujanan basah kuyup di Roma tapi tetap berkesan selama tinggal bersama mereka saya seperti princess. Haha Terima kasih semua.
Setelah dari Roma saya melanjutkan perjalanan saya ke Paris, Prancis dengan pesawat terbang lokal punya hanya 2 jam perjalanan. Di bandara saya sibuk komunikasi dengan Wafaa seorang teman yang akan jadi host saya di Paris yang mendadak ada urusan di luar Paris, artinya saya tidak bisa tinggal di tempatnya. Mikir - mikir bertemulah saya dengan solo traveler dari China dia bertanya apakah saya sudah booking hotel, saya menjawab belum dan berkata jika tidak keberatan bisa share room. Alhamdulillah dia mau lebih hemat kan.
Sesampainya di Paris kami menuju hotel yang telah dibooking oleh Kenny. Setelah itu kami menuju museum Louvre. Menikmati pemandangan bangunan-bangunan di Paris yang seperti mimpi bagi saya. Saking asyiknya saya memperhatikan peta Paris saya lupa bahwa yang putih saya kantongi itu kertas peta bukan handphone saya. Jadi hp saya tertinggal di pelataran Louvre. Naas memang tapi saya bingung sambil tertawa karena kehilangan hp yang sudah uzur. dan saya tetap butuh hp untuk menghubungi teman-teman yang lain. Akhirnya saya ke toko FNAC mencari hp, maksud hati mau cari yang murahan saja ternyata disini adanya IPhone dan paling murah dengan merk yang saya pilih adalah SAMSUNG 🤣.
Keesokan harinya kami berjalan-jalan menelusuri kota Paris mulai dari menara Eiffel yang menjulang, sungai Seine, terowongan Pont de L'Alma terowongan saksi bisu kejadian tragis yang merenggut nyawa Puteri Diana dan Dody Alfayed pada kecelakaan mobil tahun 1997 silam. Terus berjalan hingga akhirnya kami naik Tram ke Arc de Triomphe. Setelah itu kami berpisah Kenny melanjutkan perjalanan ke museum sementara saya ke Le Grand Mosquee de Paris (Mesjid Raya Paris) yang ternyata lokasi ini berdekatan dengan museum Botanical dan Kampus ternama Sorbonne universite. Waaah beruntung sekali saya menginjak kampus ini.
Le Grand Mosquee de Paris adalah mesjid besar di Paris selain besar penataan tamannya indah seperti gambaran surga. Di sini juga tempat menuntut ilmu agama Islam. Karena cuacanya yang dingin sholat pun memakai mantel . Bagi siapapun yang akan ke Paris, saya merekomendasikan mesjid ini untuk dikunjungi.
Setelah dari mesjid saya menuju metro station mencari jurusan ke Rue Du Bac tetapi saya kesulitan karena tidak menemukan no. tujuan saya. Bolak-balik tanya tidak ada yang tau juga sampai ada seorang muslimah yang saya hampiri namun dia langsung menolak tanpa melihat saya disinilah hati saya tergores setelah saya berbalik muslimah tadi sepertinya kaget melihat saya berhijab dia langsung minta maaf dan mencoba membantu saya. Rupanya dia baru sadar jika yang meminta tolong tadi adalah saudaranya sendiri. Alhamdulillah Saya kembali ke hotel untuk beristirahat karena keesokan harinya saya akan melanjutkan perjalanan saya ke Barcelona, Spanyol. Dengan berkendaraan pesawat terbang lokal saya berangkat pagi hari dari Paris Charles de Gaule sampai di Barcelona masih pagi juga karena hanya memakan waktu selama 2 jam perjalanan.
Barcelona merupakan kota sibuk yang menjadi tempat transit saya untuk melanjutkan perjalanan ke Tarragona kota tempat teman saya akan menikah Rosa Maria namanya teman kerja satu project dulu. Dia asli Spanyol dan calon suaminya asli Jerman. Sebelum saya beranjak ke Tarragona saya berkeliling kota mengunjungi tempat-tempat yang indah di Barcelona hingga sore hari karena saya akan menggunakan kereta dari Barcelona ke Tarragona untuk menuju tempat tinggalnya Rosa Maria, yang mana telah dijelaskan mengenai jalur-jalur tersebut melalui email sebelum saya berangkat ke Eropa. Rasanya tidak enak jika tidak bertanya setelah saya berada di stasiun kereta di Barcelona saya kebingungan dengan jadwal kereta tujuan Tarragona. Setiap orang saya tanya dan sayangnya sedikit sekali disini yang bisa berbahasa Inggris haha.
Setelah lama menunggu akhirnya saya bertanya lagi kepada pasangan gay yang sedang kasmaran itu. Hahaha jangan ditanya bagaimana saya menahan tawa melihat tingkah mereka. Nauzdubillah . .. Tapi mereka cukup baik mau membantu saya dan syukurnya yang jadi laki-laki bisa berbahasa Inggris. Datanglah kereta tujuan Tarragona dan saya duduk dengan pemuda yang cukup membantu juga karena takut terlewat saya meminta tolong untuk ditunjukan stasiun perhentiannya. Lama perjalanan sekitar 2 jam dari Barcelona.
Menikmati lautan Mediterania sepanjang jalan dari Barcelona ke Tarragona. Mashallah indah, dengan kilauan biru yang pekat anggun mempesona. Sampai sudah saya di stasiun Tarragona dan saya pun menghubungi Rosa Maria karena dia yang akan menjemput saya di stasiun. Menunggu tentu saja sepertinya Rosa Maria cukup sibuk hingga pesan saya belum dibaca . Sambil menunggu saya mencoba meminta izin apakah saya boleh mencharge battery hp saya, petugas stasiun pun mengizinkannya. Tidak lama ada balasan dari Rosa Maria bahwa dia akan sampai 10 menit lagi.
Sepuluh menit berlalu datanglah kawan lama saya ini....Betapa bahagianya dia saat melihat saya benar- benar datang ke Spanyol ,, perasaan saya jangan ditanya bisa nginjak Spanyol itu rasanya masih belum bangun dari mimpi. Kami menuju ke rumah keluarganya Rosa Maria di La Canonja, Tarragona - Spanyol. Saya disambut hangat mereka. Saya tinggal bersama keluarga Rosa Maria dan seluruh kebutuhan saya selama disini ditanggung keluarga ini. Alhamdulillah ya rezeki.
Karena sampai rumah di malam hari, maka kami langsung beristirahat. Esoknya acara pernikahan akan dimulai namun tak seperti di Indonesia. Di sini termasuk santai menurut saya. Pengantinnya saja santai kaya di pantai. Kami sarapan di warung dalam hati saya kalau di Indonesia itu sarapan uduk, tapi di sini adanya cuma roti . Setelah sarapan kami kembali ke rumah dan menyiapkan pakaian untuk pesta pernikahan. Pakaian siap, kami ke salon dekat rumah untuk make over dan Hair stylist. Saya yang memakai hijab hanya meminta natural make up saja. Semuanya gratis untuk saya.
Kakaknya Rosa Maria menjemput kami di salon karena waktunya sudah mepet. Kami bergegas mempersiapkan diri dan kebutuhan lainnya untuk pernikahan Rosa Maria di sebuah gereja dekat rumahnya. Saya yang merasa muslim sendirian di luar sayangnya hujan lebat yang akhirnya mereka meminta saya berteduh di dalam. Upacara pernikahan berjalan lancar dengan dua bahasa yaitu Spanyol dan Jerman. Alhamdulillah hujan mulai reda tinggal gerimis saja, kami semua keluar dan bersiap menyambut pengantin di luar. Bertaburan beras, bunga, kertas warna warni dan balon sabun. Ucapan selamat kepada sepasang pengantin pun mengular dari semua yang hadir baik keluarga, kerabat maupun tetangga sekitar.
Upacara selesai kami menuju sebuah restaurant tempat pesta resepsi pernikahan Rosa Maria dan Sören. Saya yang baru pertama kali menghadiri pesta pernikahan di Eropa hanya ngikut saja. Ada jamuan ringan yang kebanyakan makanannya adalah seafood. Waaah saya senang sekali. Waktu menginjak pukul 7:00 PM acara selanjutnya yaitu Dinner. Di sini nama- nama tamu undangannya terpampang di depan pintu masuk sesuai dengan nama mejanya. Jadi yang namanya tidak tercantum tidak bisa masuk ...Nama saya ada di meja bernama Wahiba maka setelah diperbolehkan masuk yang pertama dicari adalah nama meja kita, setelah ketemu ya duduk saja di kursi yang bertuliskan nama kita. (Jadi tidak bisa sembarangan duduk, semuanya terorganisir di sini) .
Sebelum dinner dimulai ruangan tampak redup dan terdengarlah alunan musik dari pintu masuk masuklah sepasang pengantin dengan romantisnya mereka menari mengitari meja-meja kami. Waahhh suasana romantis makin riuh dengan sorakan semangat para tamu undangan. Ternyata seru ya pernikahan di sini. Setelah pengantin duduk acara selanjutnya yaitu sambutan dari pihak keluarga pengantin dan dari pengantinnya sendiri. Karena ini merupakan pernikahan multiculture jadi ada dua bahasa dalam pidato ini. Rosa Maria dan keluarganya menyampaikan dalam bahasa Spanyol dan Sören dan keluarganya menyampaikan dalam bahasa Jerman. Saya sebenarnya tidak menguasai kedua bahasa tersebut namun karena saya pernah belajar bahasa Jerman meski hanya sebentar masih ada yang bisa saya mengerti. Dan ketika nama saya disebut sebagai tamu kehormatan dari Indonesia saya pun berdiri dan melambaikan tangan . Tidak sia-sia rasanya jauh-jauh datang dari Indonesia ke Spanyol jika dihargai penuh hormat . Sepertinya saya akan menerapkannya kelak di Indonesia.
Dinner dimulai pelayan sibuk melayani kami dari meja ke meja mengantarkan makanan dan minuman. Setiap makanan di meja habis datang lagi makanan lain hingga desert terakhir. Rasanya penuh sekali perut ini Alhamdulillah. Karena saya muslim satu-satunya di sini setiap makanan yang datang selalu menanyakan apakah mengandung babi atau tidak, dan pelayan pun akan memberitahukan kepada kita jika makanan tersebut mengandung babi atau tidak. Untuk minuman saya hanya membuka 2 gelas untuk diisi yaitu 1 gelas untuk air putih dan 1 gelas untuk Coke sedangkan 4 gelas lainnya saya balik / tutup yang artinya saya tidak minum Red wine, Sampanye, Wiski dan alcohol lainnya. Pelayan pun paham dan hanya mengisi 2 gelas terbuka saya.
Acara setelah dinner adalah pesta dance. Dimana diawali dengan sepasang pengantin yang berdansa dengan suasana dan musik yang romantis. Setelahnya barulah para tamu ikut berdansa. Jangan ditanya saya ikut atau tidak karena jawabannya adalah tidak. Saya lebih memilih duduk dan mengobrol dengan tamu undangan dari Amerika dan keluarga Rosa Maria dari Australia tentu saja karena mereka bisa berbahasa inggris. Sementara itu si tampan Quim keponakannya Rosa Maria juga selalu menghampiri saya untuk memastikan saya menikmati pestanya. Anak kecil ini memang lebih mahir berbahasa Inggris dibanding dengan orang tuanya.
Pesta semakin beranjak santai dan malam mulai larut namun pesta belum juga usai. Ditengah - tengah musik yang menggaung dengan tamu yang berhamburan di lantai dansa, tiba-tiba ada seorang pemuda yang mengajak saya berdansa saya tentu saja menolak dan dia sepertinya tersinggung, Dia bilang biasanya orang Asia itu selalu senang diajak berdansa dengan orang Spanyol apalagi setampan dia katanya 🤣. Terlalu PeDe dia . Tidak semua orang Asia begitu bung ! Mungkin karena dia sudah banyak minum jadi agak sedikit mabuk. Akhirnya bibinya Rosa Maria yang bersedia berdansa dengan dia. Alhamdulillah . Jam menunjukan pukul 12:30 AM pesta belum juga usai. Kakaknya Rosa Maria menghampiri saya mengatakan bahwa mereka akan pulang duluan dan menawarkan saya jika ingin ikut pulang. Saya mengiyakan, Rosa Maria juga menghampiri saya mempersilahkan untuk pulang lebih dulu ikut kakaknya. Alhamdulillah. Di malam penghujung musim semi ini begitu dingin dengan gemuruh angin yang menusuk hingga ke tulang. Berlarian kami menuju mobil yang diparkir cukup jauh dari pintu Loby. Si tampan Quim sudah tidur dengan adik bayi. Balon yang di keranjang bayi terbang terbawa angin.🤣
Pagi yang mulai cerah dengan sinar mentari yang tampak malu-malu meski dingin masih menusuk. Saya mulai sarapan dengan keluarga Rosa Maria. Kemudian istirahat kembali dan berkemas merapihkan backpack. Siang hari Quim mengetuk pintu kamar saya dan menawarkan untuk ikut keluar bermain di taman menunggu jam makan siang. Kami bermain di taman sekitar 30 menit kembali lagi ke rumah untuk makan siang bersama. Beruntung sekali saya bisa tinggal dengan keluarga ini seperti keluarga sendiri. Setelah makan siang bersama saya berpamitan dan memohon maaf tidak bisa mengikuti acara pesta barbeque malam ini karena saya harus melanjutkan perjalanan ke Granada Andalusia.
Rosa Maria dan Sören mengantarkan saya ke Stasiun bus Tarragona dan Ramblas pantai indah lautan Mediterania yang biru pekat membentang dengan anggunnya. Mashallah indah lukisanMu Rabb. Saya merasa beruntung bisa menginjakkan kaki di Ramblas Tarragona yang sebelumnya tak pernah saya tahu akan semenakjubkan ini. Setelah beranjak sore saya berjalan menuju terminal bus menunggu bus ke Granada (Avenida Juan Pablo II, 33). Perjalanan memakan waktu sekitar 14 jam.
Sesampainya di Granada bus station Juan Pablo, saya di jemput seorang teman bernama Nahzah yang menjadi host saya selama di Granada. Apartment tempat tinggalnya berada di lokasi yang strategis sehingga memudahkan saya keliling Granada meski sendirian karena Nahzah tengah sibuk dengan persiapan ujiannya. Saya sempat mampir ke Universidad Granada barulah setelah itu ke Alhambra palace.
Alhambra adalah nama sebuah kompleks istana sekaligus benteng yang megah dari kekhalifahan bani ummayyah di Granada, Spanyol bagian selatan (dikenal dengan sebutan Al-Andalus ketika benteng ini didirikan), yang mencakup wilayah perbukitan di batas kota Granada. Istana ini dibangun sebagai tempat tinggal khalifah beserta para pembesarnya. Begitu megahnya Alhambra palace ini, sebagai muslim saya cukup bangga bahwa Islam pernah berjaya di negeri yang sekarang mayoritasnya Katolik. Sungguh saya beruntung menginjakkan kaki ke negeri Andalusia ini. Tak terasa rasa haru menyelimuti perasaan saya sekaligus sedih juga ketika saya teringat mengenai artikel sejarah proses runtuhnya Islam terakhir di negeri Andalusia ini melalui perang Granada yang berlangsung 10 tahun yang pernah saya baca.
Perang Granada adalah kampanye militer yang dilancarkan antara tahun 1482 hingga 1492 oleh Monark Katolik (los Reyes Católicos) Isabella I dari Kastilia dan Ferdinand II dari Aragon terhadap Keamiran Granada yang berada di bawah kekuasaan Banu Nashri. Perang ini dimulai setelah Granada melancarkan serangan ke kota Zahara pada Desember 1481 sebagai balasan atas serangan Kristen. Granada menaklukan kota tersebut dan memperbudak warganya. Kastilia dan Aragon kemudian menggunakan hal ini sebagai justifikasi untuk menyatakan perang terhadap Granada. Granada pada akhirnya ditaklukan oleh Kastilia, sehingga mengakhiri kekuasaan Islam di al-Andalus.
Perang yang berlangsung selama sepuluh tahun ini tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi merupakan serangkaian kampanye militer musiman yang dilancarkan pada musim semi dan dihentikan pada musim dingin. Granada sebelumnya telah melemah akibat konflik internal dan perang saudara, sementara kaum Kristen telah bersatu. Dalam perang ini, artileri juga digunakan secara efektif oleh orang-orang Kristen untuk menaklukan kota-kota dengan cepat (tanpa artileri, kota-kota tersebut harus dikepung untuk waktu yang lama). Pada 2 Januari 1492, Muhammad XII dari Granada (Raja Boabdil) menyerah kepada Kastilia.
Setelah perang berakhir, convivencia (kehidupan berdampingan) antara agama-agama di Iberia telah berakhir: Dekret Alhambra pada tahun 1492 menyatakan bahwa orang-orang Yahudi harus menjadi Katolik; jika tidak, mereka harus pergi dari Spanyol. Pada tahun 1501, semua orang Islam di Granada juga diharuskan menjadi Katolik, dan bila menolak mereka akan diusir dari Spanyol; pada tahun 1526, kebijakan ini telah diterapkan di seluruh Spanyol. Jatuhnya Granada dan Perang Granada dianggap sebagai perang terakhir dalam upaya Reconquista.
Setelah itu saya melanjutkan pendakian menuju Mirador de San Nicolás yaitu viewpoint untuk melihat Alhambra secara tampak muka yang dilatarbelakangi dengan pemandangan pegunungan Sierra Nevada yang masih berselimut salju. Indah tentu saja selain itu dari atas sini kita pun bisa melihat pemandangan kota Granada yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Ramai juga di atas sini ada yang melukis, bersantai, bahkan pengamen lengkap dengan penari lartarnya pun ikut menyemarakkan suasana. Saya yang niat juga kemari rela hingga menunggu sunset yang katanya sunset di sini terindah di seluruh dunia bahkan mampu merubah warna Alhambra palace menjadi semakin indah dengan pancaran sinarnya. Lama saya menunggu karena matahari tenggelam di sini sekitar pukul 21:00 waktu Spanyol. Penantian tak sia-sia ketika lembayung mulai merona pancaran sinarnya memantul pada Alhambra Palace. Mashaallah cantiknya. Sayangnya saya tak bisa berlama-lama karena perjalanan untuk turun terjal dan berliku, apalagi saya pergi sendirian jika kemalaman kan khawatir. Saya pun bergegas turun meninggalkan Mirador de San Nicolás mencari halte bus untuk pulang. Benar saja saya kesulitan menemukan jalan pulang harus bertanya beberapa kali pada orang-orang setempat. Hingga akhirnya saya sampai rumah jam 22:30 PM. Nahzah dan Julia sudah khawatir takut saya tersesat .
Tiga hari saya di Granada berbagi cerita dan culture dengan Nahzah dan Julia. Saya mendapatkan kabar dari seorang teman bahwa Indonesia sedang kacau dengan berita bom yang menghancurkan 3 gereja sekaligus, begitu peliknya sehingga menyudutkan umat islam di Indonesia. Dengan berita mengenai kecurigaan polisi terhadap para santri membuat saya khawatir karena adik bungsu saya berniat pulang sendiri dari pesantrennya pada liburan tahun ini. Kekhawatiran menyeruak batin saya, siapa yang tidak sedih mendengar berita ini. Saya berusaha mati-matian mengenalkan islam bahwa Islam itu damai kepada orang-orang di sini terutama kepada host yang bukan muslim tapi di luar sana malah mengkambing hitamkan islam untuk tujuan pribadi. Astagfirullah.
Cuaca masih sangat dingin meski sudah memasuki penghujung musim semi dengan pegunungan yang masih berselimut salju. Saya bergegas menuju Granada bus station untuk melanjutkan perjalanan ke Tarifa Andalusia. Ternyata tidak ada bus yang langsung ke Tarifa maka saya mengambil rute alternatif ke Algeciras melalui Malaga. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 3 jam dengan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Sampai Algeciras San Bernardo bus station saya naik bus lokal yang menuju Tarifa kemudian naik taxi menuju Puerto atau Pelabuhan Tarifa karena hari ini saya akan meninggalkan Eropa menuju Afrika menggunakan Ferry dari Tarifa, Andalusia - Spanyol ke Tangier, Morocco. Membeli tiket di loket dan masuk ke bagian imigrasi Spanyol untuk stempel keluar Eropa. Saya sengaja menggunakan kapal laut untuk menyebrang dari benua Eropa ke benua Afrika. Perjalanan tidak sampai 1 jam dengan angin yang bergemuruh hingga saya kesulitan untuk menaiki Ferry. Subhanallah jika saya tidak bisa menahan tubuh dan menyeimbangkannya mungkin saja terbang terbawa angin. Berat rasanya melangkah menuju Ferry. Setelah menaiki kapal saya menuju bagian imigrasi, mereka kebingungan dengan identitas saya yang hanya satu nama. Kemudian saya menjelaskan bahwa di Indonesia tidak wajib memiliki surname dan jika membutuhkan nama orang tua saya ada di lembar berikutnya .
Di Tangier saya menginap di tempatnya teman yang baru saya kenal dari Couchsurfing Forum Traveler Dunia. Gadis ini bernama Imane, cantik dan cerdas serta memiliki hati seindah berlian. Dia tinggal di Tangier sendiri karena keluarganya tinggal di Meknes. Dia adalah host terbaik saya di Morocco. Saya banyak belajar darinya meski dia lebih muda dari saya tapi dia memiliki keistimewaan tersendiri. Bagi saya Imane adalah gadis yang berbeda yang saya temui dalam perjalanan saya kali ini. Tampak sempurna bagi siapapun yang melihatnya, cantik, cerdas, baik hati dan dermawan. Kenapa saya bisa bilang begitu, karena saya tinggal di Tangier bersamanya dan selama saya tinggal dengannya dia berbagi apapun yang ada di rumah itu bahkan dia memberi saya kunci cadangan rumahnya. Mashallah, percaya sekali dia pada saya yang baru ditemuinya di Tangier pertama kali. Saya melakukan perjalan ke Morocco menggunakan Ferry dari Tarifa, Andalusia- Spanyol kurang lebih 45 menit bersamudera melewati selat Gibraltar yang air nya tidak bercampur dan mendarat di Pelabuhan Tangier, Morocco. Dia tidak bisa menjemput saya di Pelabuhan Tangier karena dia sakit, jadi dia mengirimkan voice message dengan bahasa Arab yang menjelaskan alamatnya untuk saya tunjukkan pada sopir taksi. Sepanjang perjalanan sopir ini bertanya asal saya dan ternyata tahu juga mengenai berita bom di Indonesia. Sesampainya saya pada alamat itu Imane tersenyum dan menghampiri saya sambil berkata "maafkan saya, tidak bisa menjemput karena saya sedang kurang sehat dan datang bulan". Saya menjawabnya tak masalah. Di rumahnya dia langsung istirahat lagi dan meminum obat banyak sekali. "Obat apa yang kamu minum? Pereda menstruasikah " tanya saya penasaran. " Oh, bukan . ini obat Lupus, saya mengidap Lupus " terangnya santai. Astagfirullah saya hanya bisa tersenyum miris mendengarnya. Dia bertanya " apakah kamu tahu Lupus, karena tidak banyak orang mengetahuinya" saya tersenyum " iya saya tahu, saya pernah baca & saya pernah lihat di TV ada seorang pengidap Lupus di Indonesia yang mengajar bahasa dan tulisan aksara sunda zaman dulu karena dia ingin menjadikan hidupnya lebih bermakna". Jawab saya. Qadarullah Allah memilihnya untuk menjalani hidup yang tidak mudah. Dia mengidap Lupus sejak usia 14 tahun dan sekarang dia berusia 25 tahun. Selama itu dia berjuang hidup dengan mengkonsumsi 15 butir obat ( Pil dan Kapsul) setiap waktunya. Obat ini harus diminum tepat waktu karena itulah dia harus memasang alarm dan selama itu pula dia tidak bisa menjalankan ibadah puasa seperti yang lainnya. "Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang kau dustakan", ayat ini seolah menampar saya karena Allah begitu baiknya pada saya yang sudah memberikan nikmat sehat sehingga tetap bisa berpuasa di negeri orang.
Imane berjanji akan meluangkan waktunya untuk ke pantai bersama saya di sekitar Tangier, tidak jauh dari tempat tinggalnya karena pantainya berada di tengah kota. Kami menghabiskan waktu menikmati sunset yang menakjubkan di Almaghrib. Tampak pula sekumpulan pemuda kulit hitam melakukan hal yang sama seperti kami dan Imane berinisiatif membagi buah yang kami bawa dari rumah pada mereka. Saya setuju karena berbagi itu indah apalagi di bulan suci Ramadhan. " Merci Madmoisle" ucap mereka seraya tersenyum. Di negeri Al Maghrib ini bahasa keduanya adalah bahasa Prancis, saya yang pernah belajar bahasa Prancis meski hanya 1 semester merasa bersyukur setidaknya ada yang saya mengerti dan ucapkan selama disini. Selain mereka kami juga berbagi biskuit dengan pak polisi penjaga pantai yang baik hati dan tampan. Setelah lembayung mulai merona mengantarkan senja dan menyibak tirai malam, suasana pantai mulai sepi, kami berjalan menuju arah pulang dan Imane berhenti seraya berkata " seperti ada yang mengikuti kita, dimana arah polisi?" Kami mulai panik dan bergegas ke arah polisi. Tapi tempat polisi tadi cukup jauh dan angin laut mulai tak tertahan akhirnya kami berlari menapaki tangga dan sampailah di tepi jalan raya. Alhamdulillah. Kemudian kami mendapati seorang bapak pemulung yang sedang mencari nafkah dan Imane kembali menyarankan kepada saya untuk memberikan makanan dan minuman yang masih ada. Tentu saja saya tersenyum dan mengiyakan. Belum hilang rasa panik, kami kembali dihadapkan dengan persoalan yang sama. Di seberang kami menunggu taxi ada seorang pria di dalam mobil yang seperti mengawasi kami. Cemas, tentu Imane pun merasa demikian "Jika orang itu mendekat, siap- siap kita lari " ujarnya. Alhamdulillah akhirnya datanglah taxi mengantarkan kami sampai di rumah dalam gelap.
Sepertinya benar sodakoh itu menolak bala bencana. Allah melindungi kami karena Imane gemar bersedekah meski dia harus berjuang akan Lupus tapi dia menjalaninya dengan penuh syukur. Kadang jiwa ini iri dengan orang- orang yang begitu ridha dengan kehendakNya yang tidak diinginkan siapapun.
Lupus adalah penyakit autoimun, yakni penyakit menyerang sistem kekebalan sampai rusak, lalu berbalik menyerang tubuh sendiri. Normalnya sistem kekebalan akan melindungi tubuh dari serangan virus, bakteri, dan benda berbahaya lain. Pada Odapus yakni penderita Lupus, sistem kekebalan tubuh ini justru menyerang balik si empunya karena kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara zat asing yang berbahaya bagi tubuh dan sel tubuh sendiri. Yang jelas penyakit Lupus tidak menular.
Karena penyebabnya belum jelas, para ahli belum bisa menemukan obatnya. Pengobatan hanya untuk mengurangi gejala dan peradangan, serta menjaga agar fungsi tubuh tetap normal. Pemberian terapi dan obat bergantung bagian tubuh yang diserang dan tingkat keparahannya. Karena itu, pengobatan sangat beragam pada tiap individu. Obat bagi kebanyakan Odapus antara lain jenis antiperadangan, kortikosteroid, asetaminofen, dan antimalaria.
Sejauh ini Odapus hanya bisa “berdamai” dengan penyakitnya untuk waktu tiada tentu. Dan untuk mengatasi lupus tak cukup hanya dengan obat. Kebanyakan pasien mengalami stres dan depresi, sehingga perlu terapi untuk membangun mental Odapus. Harus ada dukungan penuh dari keluarga atau kerabat dekat agar Odapus bisa hidup seperti orang normal.
Mashallah, begitu hebatnya Odapus yang saya kenal ini memaknai belasan pil dan kapsul yang harus ia telan setiap waktu dalam seharinya sebagai permen katanya. Belum lagi tulang belakangnya yang retak sehingga dia harus memakai stagen dari tulang untuk menahan punggungnya. Tak sanggup saya bayangkan, begitu ikhlasnya dia menjalani hidup yang tak mudah ini, begitu agung rasa syukurnya. Tuhan, andai saya jadi dia mungkin sudah penuh kufur hidup saya. Semoga Kau mengampuni kami yang belum sempurna mengucap syukur pada-Mu dan semoga selalu memberkahi kami dan mendekatkan kami pada-Mu Rabb.
Perjalanan memang selalu membuahkan hikmah dimanapun kita berada dan dengan siapapun kita bertemu. "Not coincident in this world, everything happens for a reason" seperti kata mutiara ini tidak ada yangkebetulan di dunia ini, segala yang terjadi memiliki alasan. Artinya tidak ada yang sia - sia, semua ada tujuan dan hikmahnya.
Inilah alasan saya menyebutnya gadis Kaktus Tangier, karena hidupnya penuh duri tapi dia begitu kuat menahan panas, dingin dan badai dalam hidupnya bahkan memilih berdamai dengan duri-duri yang menempel di tubuhnya yang pada Kaktus lain duri berfungsi melindungi dirinya namun padanya duri ditubuhnya malah menggerogoti tubuhnya sendiri. Kaktus yang nampak seperti Kaktus pada umumnya dan tetap memberi keindahan untuk dipandang yang lain melalui bunga-bunga syukur yang ia miliki. Mashallah ....
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk selalu bersyukur dengan apapun yang Allah berikan kepada kita. Karena dengan bersyukur hidup akan terasa lebih mudah.
Saya tinggal cukup lama di Tangier atau biasa disebut Tanjah yang merupakan tempat kelahiran Ibnu Battutah Traveler Muslim Dunia yang petualangannya tersohor di seluruh dunia bahkan mengalahkan Marco polo. Ibnu Batutah atau Muhammad bin Batutah(Arab: محمد ابن بطوطة‎) yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah (Arab: أبو عبد الله محمد بن عبد الله اللواتي الطنجي بن بطوطة‎) adalah seorang cendekiawan Maroko yang pernah berkelana ke berbagai pelosok dunia pada Abad Pertengahan.[1][2] Dalam jangka waktu tiga puluh tahun, Ibnu Batutah menjelajahi sebagian besar Dunia Islam dan banyak negeri non-Muslim, termasuk Afrika Utara, Tanduk Afrika, Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Tiongkok. Menjelang akhir hayatnya, ia meriwayatkan kembali kisah-kisah perjalanannya untuk dibukukan dengan judul Hadiah Bagi Para Pengkaji Keganjilan Kota-Kota Besar dan Keajaiban-Keajaiban Pengembaraan (Arab: تحفة النظار في غرائب الأمصار وعجائب الأسفار‎, Tuḥfat An-Nuẓẓār fī Gharāʾib Al-Amṣār wa ʿAjāʾib Al-Asfār),[3] yang lazimnya disebut Lawatan (Arab: الرحلة‎, Ar-Rihlah).[4]Catatan perjalanan Ibnu Batutah menyajikan gambaran tentang peradaban Abad Pertengahan yang sampai sekarang masih dijadikan sumber rujukan. (Wikipedia.com)
Imane menyarankan saya untuk menyimpan tas backpack saya di apartmentnya sehingga saya keliling Morocco tidak keberatan. Sebelum saya ke Casablanca saya kembali ke Tangier dan memastikan teman saya di Casablanca bersedia menjadi host saya. Setelah Safaa menghubungi saya dan bersedia menjemput saya di stasiun bus di Casablanca saya pun meninggalkan Tangier dan berpamitan pada Imane si gadis kaktus yang cantik. Safaa ini gadis yang luar biasa dia menamatkan pendidikannya di Prancis, ibunya seorang hakim dan ayahnya seorang businessman export-import dan Safaa sendiri menjalankan usahanya sendiri. Meski mereka keluarga kaya ternyata mereka juga menyambut saya dengan hangat bahkan Safaa bersedia mengantarkan saya sholat Taraweh di mesjid Hasan II Casablanca, mesjid terbesar kedua setelah mesjid Haram Mekah. Mesjidnya memang luar biasa dan seperti sholat di Mekah. Imamnya bersuara merdu. Selesai taraweh di sini pukul 23.00 PM. Kebayang ngantuknya belum lagi dingin banget karena perempuan sholatnya di luar mesjid .
Berusaha mengucap syukur meski tak sepadan dengan nikmatNya yang tak terhitung. Sungguh perjalanan saya ke Morocco negeri Almaghrib pemilik gurun Sahara terbesar di dunia ini dengan gemerlap jutaan bintang di malam harinya menyelipkan perasaan tersendiri. Belum lagi orang-orang nya yang menakjubkan, rasanya tidak ada orang yang buruk yang saya temui di negeri ini bertolak belakang dengan rumor yang saya dengar dan baca sebelum saya berkunjung kesini. Saya pernah menginap di hotel di Chefchaouen Blue city of Morocco dan Fes kota tua yang dekelilingi dengan benteng-benteng tinggi nan megah di Morocco untuk berkunjung ke College Moulay Idriss dan Medina serta Karawaine University, saya diberi kamar single dengan harga yang sama seperti kamar asrama yang saya pesan alasannya saya muslim dan dia juga memberikan makanan buka puasa dan sahur gratis untuk saya. Alhamdulillah.
Terharu saya dengan service yang luar biasa ini. Saya hanya mampu mendoakan mereka semoga Allah memberikan keberkahan untuk mereka semua yang telah bersikap manis kepada saya dimanapun mereka berada. Aamiin.
Pagi harinya setelah berpamitan, saya ke Stasiun kereta di Casablanca diantar Safaa dan sopir pribadi keluarganya untuk melanjutkan perjalanan ke Airport Mohamed V Casablanca menuju Istanbul Ataturk airport Turkey. Terima kasih semua.
Saya sampai airport jam 10 pagi beruntung saya berangkat pagi-pagi karena ternyata jadwal pesawat saya maju 1 jam. Saya tidak menerima pemberitahuan perubahan jadwal melalui e-mail mungkin mereka memberi info melalui SMS pada no.hp saya yang hilang. Entahlah.
Saya berangkat menuju Istanbul Ataturk Turkey. Turkey merupakan negara destinasi terakhir saya pada perjalanan saya kali ini. Berbuka puasa di dalam pesawat ternyata memberi kesan tersendiri karena dilema dengan waktu maghrib yang akan kita pakai dan pramugari hanya memberikan waktu 30 menit untuk menghabiskan makanan sebelum landing .
Berkunjung ke Turkey merupakan impian saya sejak belajar sejarah islam terutama dengan kesatriaan Muhammad Alfatih. Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaidah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka. Di sinilah kita belajar betapa agungnya iman.
Saya tiba di Istanbul pada pukul 22:20 PM. Sementara itu Emine seorang teman yang tinggal di Üsküdar sudah menunggu saya. Saya pun bergegas menuju metro, pertama kali ke Turkey malam-malam pula. Sampai Yenikapi saya melanjutkan naik metro ke Üsküdar beruntungnya saya berjumpa dengan para pelajar dari Malaysia dan mereka memperhatikan saya yang kebingungan, kemudian mereka membantu saya sampai Üsküdar. Alhamdulillah. Setelah saya turun dari Tram saya harus mencari alamat Emine yang ternyata tidak mudah saya temui karena saya bingung dengan penomoran alamat di Turkey. Astagfirullah . Pukul 00.00 saya baru menemukan alamat Emine itu pun butuh bertanya sana sini untuk sampai di apartmentnya Emine. Alhamdulillah banyak orang yang bersedia membantu saya .
Setelah sahur, Emine mengajak saya sholat berjamaah di mesjid terdekat kemudian menikmati sunrise di tepi pantai dengan pemandangan Bosphorus Brigde Istanbul yang indah. Setelah berjalan - jalan kami kembali ke rumah beristirahat. Siangnya saya memesan tiket bus untuk tujuan ke Cappadocia malam ini. Cuaca mendung dan hujan membuat semakin dingin, Emine memasak untuk berbuka puasa bersama, dia juga mengundang temannya yang dari Afghanistan. Setelah berbuka puasa saya bergegas menuju halte bus di temani Emine dan temannya, Emine juga membekali saya nasi dan kue lainnya untuk sahur katanya, sementara Elif tetap di apartment.
Perjalanan dari Istanbul ke Cappadocia membutuhkan waktu sekitar 10 jam dengan bus malam. Saya merekomendasikan bagi siapa saja yang akan melawat ke Turkey dengan mencoba transportasi bus nya. Service nya setara dengan pesawat terbang memiliki hiburan berupa monitor, terminal listrik untuk charger hp, Free internet, bahkan snacks dan minuman yang diantarkan oleh pramugaranya gratis ! service bus di Turkey no. 1 lah di dunia . Berharap Indonesia menyusul.
Sesampainya saya di Nevsehir saya naik mini bus ke Cappadocia, Görem. Mini bus ini termasuk service dari bus tadi jadi tidak usah bayar lagi. Seperti Arimbi zaman dulu. Tibalah di Cappadocia kemudian saya mencari alamat hotel tempat saya akan tinggal. Saya beruntung mendapatkan host bernama Kamil sang pemilik hotel sehingga saya diperbolehkan menginap di hotel tersebut gratis . Setelah bertemu saya dipersilahkan untuk beristirahat, setelah istirahat saya rasa cukup saya bergabung dengan yang lainnya. Ada Emilia dari Uzbekistan sementara lainnya dari Chili dan Prancis (lupa namanya) terlalu fokus tukar cerita dengan Emilia karena berharap bisa mengunjungi negerinya Imam Bukhori sang perawi hadist yakni Uzbekistan.
Berkeliling Cappadocia menikmati pemandangan yang berbeda yaitu rumah-rumah dan hotel-hotel di sini berupa cave atau gua. Semakin ke atas akan semakin nampak indahnya pemandangan yang unik ini. Saya kembali mengucap syukur karena diberikan kesempatan untuk berkunjung ke tempat ini. Katanya tempat ini merupakan lokasi shooting salah satu film Star Wars.
Subuh - subuh sudah ramai orang berjalan kaki saya pun mengikutinya hingga ke puncak yang ternyata pemandangan indah kerlap kerlip balon udara beterbangan. WaaaWaaah saya pikir tidak akan ada balon terbang hari ini karena cuaca mendung, dan benar saja ketika saya menikmati pemandangan itu gerimis mengundang dan kami berlarian turun ke bawah sampai hotel hujan besar. Alhamdulillah...entahlah sepertinya balon udaranya juga diturunkan.
Siangnya setelah saya memesan tiket bus untuk tujuan ke Muğla malam ini, saya menelusuri lembah di Cappadocia Urgup menakjubkan memang. Sore hari saya kembali ke hotel, istirahat sebentar dan berpamitan kepada Kamil dan satu lagi teman yang baru saya kenal pemilik toko souvenir di Cappadocia yang memberi saya beberapa souvenir. Alhamdulillah lumayan gratis. Saya menitipkan tas saya di kantor pembelian tiket bus dan saya berpamitan pula pada pemilik tour service di Cappadocia yang pernah ke Indonesia, di sini saya diberi Mulbery segar yang baru metik dari pohon untuk berbuka. Saya juga berpamitan pada ibu penyedia iftar di mesjid. Setelah maghrib saya pun bertolak ke Muğla, dari Cappadocia membutuhkan waktu sekitar 12 jam.
Tiba di Muğla otogar saya lanjut naik mini bus ke Köyceğiz otogar, di sana host saya sudah menunggu bernama Tekin. Dia juga sangat baik bahkan mengajak saya menjelajahi daerahnya yang berupa pesisir pantai dengan danau dan lautan Mediterania yang indah.
Kota Köyceğiz terletak di ujung utara danau dengan nama yang sama (Danau Köyceğiz) yang bergabung dengan Laut Mediterania oleh saluran alami yang disebut Dalyan Delta. Lingkungannya yang unik sedang dilestarikan sebagai suaka alam dan suaka margasatwa, Area Perlindungan Lingkungan Khusus Köyceğiz-Dalyan. Jalan berbayang dengan pepohonan mengarah ke perkampungan yang membawa nama yang sama dengan sungai, Dalyan, yang terletak di jalur air pedalaman dan merupakan bagian administratif dari Ortaca. Dalyan sangat populer dengan pengunjung dan labirin salurannya dieksplorasi oleh perahu. Restoran-restoran yang berjajar saluran air mengkhususkan diri pada ikan segar. Tinggi di tebing, di tikungan sungai, di atas kota pelabuhan kuno Caunos, kuburan diukir di bebatuan. The Dalyan Delta, dengan pantai berpasir emas panjang di mulutnya, adalah kawasan konservasi alam dan tempat perlindungan bagi penyu tempayan yang langka(Caretta Caretta) dan kepiting biru.
Pagi hari saya bersama Tekin menuju pantai İztuzu (Turtle), merupakan hamparan emas yang sangat besar yang ideal untuk berenang dan berjemur. Tapi yang membuat tempat ini benar-benar istimewa adalah perannya sebagai tempat bersarang bagi kura-kura tempayan: di tempat musim panas ada untuk melindungi makhluk-makhluk besar dan indah ini. Anehnya saya tidak ditagih untuk membayar tiket di pantai ini, Tekin menanyakan hal itu kepada saya, saya fikir karena saya datang bersama orang asli Turkey jadi saya gratis ternyata orang Turkey lainnya ditagih kecuali saya. Tekin bilang kamu beruntung, mungkin karena kamu orang baik katanya. haha jadi malu 🤣 Selesai menikmati pantai indah ini kami kembali ke rumah, jadi Tekin hanya membayar parkir saja di pantai itu.
Besoknya saya dan Tekin menuju ke Pamukkale sebelumnya kami mengunjungi danau Köyceğiz yang indah dan sejuk di pagi hari. Beruntung sekali penduduk desa ini dianugerahi indahnya panorama alam. Setelah jam 8:30 AM kami ke Köyceğiz otogar untuk menuju ke Pamukkale hanya 3-4 jam. Pamukkale, yang berarti "benteng kapas" dalam bahasa Turkey, adalah sebuah situs alam di Provinsi Denizli di Turkey barat daya. Kota ini berisi air panas dan travertine, mineral karbonat yang ditinggalkan oleh air yang mengalir. terletak di wilayah Turkey Aegea dalam, di lembah Sungai Menderes. Saya yang merasa cukup puas di sini akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke Istanbul sementara Tekin menuju ke Fethiye. Kami menuju mini bus dan bertegur sapa dengan dua orang perempuan asli Turkey salah satunya bernama Buket yang ternyata mereka ibu dan anak. Setelah sampai di pintu loket kami berpisah, saya dan Tekin menunggu mini bus jurusan Denizli otogar. Disaat kami menunggu tiba-tiba ada mobil mundur yang ternyata mobil Buket dan ibunya menawarkan tumpangan kepada kami, kami mengiyakan. Alhamdulillah ya rezeki.
Denizli otogar adalah stasiun bus kota ini. Kami sampai di sini sekitar pukul 13:00, kami memesan tiket untuk ke Istanbul dan Fethiye. Sayangnya uang Lira saya habis sisa Euro dan mereka tidak mau dibayar dengan Euro, Akhirnya Tekin yang membayarnya. Saya bingung mencari Money changer di sana tidak ada. Selain Tekin membayar seluruh tiket tour saya dia juga membelikan roti untuk berbuka puasa seperti host saya yang lain. Saya agak tidak enak tapi Tekin malah berkata bahwa dia senang menjadi host saya karena saya selalu beruntung katanya. Haha bisa saja . Alhamdulillah.
Perjalanan dari Denizli ke Istanbul merupakan perjalanan bus antar kota terakhir saya. Saya merasa bersyukur dipertemukan dengan orang-orang terbaikNya. Alhamdulillah. Sampai di Istanbul otogar saya naik metro jurusan Yenikapi lalu naik jurusan Haciosman dan turun di 4.Levent yang merupakan Istanbul bagian Eropa. Seperti biasa saya kesulitan mencari alamat di Turkey, akhirnya saya ke mesjid meminta bantuan dan Alhamdulillah di antarkan ke mall setelah dia membantu menelpon host saya. Dan Agata akan menjemput saya di Shapire mall.
Setelah bertemu Agata, kami berdua pergi ke apartment Engine dan istirahat. Saya tinggal di sini 2 hari sebagai akses ke mesjid Sultanahmed atau biasa disebut Blue Mosque si mesjid biru di Istanbul Turkey. Tentu saja tujuan utama saya selain menjadi volunteer adalah mengunjungi mesjid ini. Kapan lagi mumpung di Turkey. Di sini saya tidak menyangka jika ternyata muslimnya tidak seperti kebanyakan di Indonesia. Saya fikir Turkey merupakan negara Islam yang penduduknya juga taat, nyatanya saya harus "ngelus dada" karena muslim di sini cenderung bebas seperti di Eropa lainnya gayanya.
Yang lucunya ada yang bertanya pada saya, saya islam nya apa kenapa tidak mau bersentuhan tangan saat bersalaman dengan laki-laki. Ada juga saya yang bertanya, situ islam nya apa kenapa tidak sholat, sholat engga puasa apalagi. Deuuuhhh Akang Astagfirullah....
Pantas saja ya setiap saya berkunjung ke mesjid di negara-negara yang saya pijak, mereka selalu mengatakan bahwa muslim di Indonesia dan Malaysia itu muslim terbaik di dunia katanya. Mashallah...Malu juga saya apa iya saya termasuk didalamnya...heu Bersyukur saya dilahirkan di Indonesia meski agama saya belum bagus, setidaknya tinggal di sekitar orang-orang yang istiqomah. Alhamdulillah.
Selama saya di Istanbul bagian Eropa ini saya diajak keliling Istanbul. Mulai mesjid Sultanahmed, Eminonu, Taksim square, Istiklal street, Galata Bridge, Galata Tower dan Bosphorus Bridge yang menghubungkan Turkey bagian Asia dan Eropa. Besoknya saya baru ke Istanbul universities ke fakultas Aquatic setelah itu saya ke area mesjid Sultanahmed lagi sendirian, kemudian berkunjung ke Hagia sophia museum yang dahulu gereja diganti menjadi mesjid dan sekarang beralih fungsi menjadi museum. Di area ini lokasi object wisatanya berdekatan seperti Topkapi palace, makam Sultanahmed yang mendirikan mesjid biru dan juga museum karpet. Turkey merupakan negeri karpet tersohor di dunia selain dikenal sebagai negerinya para sufi seperti Jalaluddin Rumi.
Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi seorang penyair sufi yang lahir di Balkh(sekarang Samarkand) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, ia mampu berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia tiga tahun, karena terancam oleh serbuan Mogol, keluarganya meninggalkan Balkh melalui Khurasan dan Suriah, sampai ke Provinsi Rum di Anatolia tengah, yang merupakan bagian Turki sekarang. Mereka menetap di Qonya, ibu kota provinsi Rum. Dalam pengembaraan dan pengungsiannya tersebut, keluarganya sempat singgah di kota Nishapur yang merupakan tempat kelahiran penyair dan ahli matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan.(Wikipedia.com)
Siang hari saya meninggalkan Istanbul bagian Eropa menuju Ümraniye yaitu Istanbul bagian Asia. Saya naik metro ke Yenikapi berlanjut naik ke jurusan Yamanevler kemudian naik taxi ke alamat sekolah di Ümraniye. Sesampainya di sekolah 23 Nisan Kaptanoğlu Ilkokulu disambut baik oleh guru-guru dan anak-anak di sana. Alhamdulillah bahkan directornya Mr. Prof. Nedjet Çimen juga sangat baik kepada saya. Saatnya mulai mengenalkan negeri sendiri yakni Indonesia kepada anak-anak Turkey. Anak-anak di sini sangat aktif yang mengajar juga semangat. Mereka tidak malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan bahkan berebut mengerjakan soal ke depan. Waaahhh Subhanallah
Di Turkey untuk sekolah dasar diterapkan satu guru untuk memegang kelas 1 sampai murid-muridnya lulus, jadi gurunya tidak ganti-ganti makanya seperti orang tua sendiri paham karakter anak-anaknya meski tidak diberlakukan rengking-rengkingan saat dibagi raport. Di sini lebih diutamakan kepentingan Psikologisnya berbeda dengan di Indonesia. Anak-anak nya juga sayang pada gurunya. Saya saja yang baru beberapa hari mengajar sudah dekat dengan anak-anaknya bagaimana mereka.
Di Ümraniye saya tinggal dengan seorang guru bernama Tülay Kiyak. Dia yang menjadi host saya selama di sini. Alhamdulillah semua orang yang saya temui semuanya baik. Allah memang maha baik. Saya beruntung bisa mendapatkan kesempatan dan kepercayaan yang berharga ini. Sehingga saya bisa mengenalkan Indonesia dan mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anak.
Pembagian raport merupakan moment yang paling dinantikan oleh semua siswa di manapun, tidak terkecuali di Turkey. Anak-anak tampak rapi dan gembira meski ada beberapa diantara mereka yang mendapatkan hukuman karena absent beberapa hari sehingga raportnya tidak dibagi dulu tetapi setelah yang lain mendapatkan raport
Anak - anak selalu membawa keriangan, bahkan disaat sebelah sayap mereka terluka. Pembagian raport merupakan moment terakhir pula saya di sekolah ini. Esok saya akan kembali ke tanah air tercinta. Namun malam ini saya sudah dipesankan tiket konser kebudayaan Kaukasia di Üsküdar Bağlarbasi oleh adiknya Tülay yaitu Didar karena sepupunya Betul akan bernyanyi di konser tersebut. Betapa beruntungnya saya diberikan kesempatan untuk menyaksikan kebudayaan Kaukasia yang merupakan etnis paling pinggir di bagian Anatolia Turkey. Tariannya juga indah apalagi melihat tarian anak-anak kecil yang menggemaskan.
Saya menikmati konser kebudayaan Kaukasia ini, acara ini juga bertujuan untuk berbuka puasa bersama silaturahim keluarga Kaukasia. Setelah berbuka puasa bersama acara di lanjutkan hingga selesai. Pulangnya saya dan Tülay melewati jalan yang sama ketika berangkat melewati rumah bapak presiden Erdogan, sayangnya saya tidak bisa mengambil foto karena banyak penjaganya .
Sampai di rumah kami langsung sahur dan tidur karena esok hari Tülay akan menghadiri rapat guru-guru dengan Director sekolah untuk ajaran baru sementara saya harus kembali ke Üsküdar untuk mengambil backpack saya yang saya titipkan di rumah Emine.
Apartment Emine berdekatan dengan Üskudar university maka dari itu saya memutuskan untuk bertemu dengan salah satu murid di SMANSA SERANG dulu yang sekarang kuliah di Turkey, Siti namanya. Alhamdulillah kita bisa bertemu sebelum saya meninggalkan Turkey. Kami bertiga berjalan - jalan di sekitar pantai di Üsküdar. Setelahnya kami masing-masing pulang dan saya berkemas menuju Istanbul Ataturk airport Turkey.
Seperti biasa saya akan menukar seluruh uang sisa dengan Euro sebelum kembali ke Indonesia. Alhamdulillah segala puji bagi Rabb semesta alam saya kembali menginjakkan kaki ke tanah air dengan perasaan haru telah diberi kesempatan untuk mengelilingi separuh dunia ini. Allah sungguh maha mendengar.
Inilah perjalanan saya yang tidak mudah bagi saya namun Allah begitu baiknya memudahkan segalanya untuk saya. Jika saya hitung seluruhnya tidak mungkin saya bisa membayar semuanya karena saya bukan konglomerat dan jujur saja uang saya hanya cukup untuk ongkos transportasi saja tapi Allah yang maha kaya memakmurkan saya sehingga tidak kekurangan selama di negeri orang. Sungguh Dia maha kaya maha pengasih. Menjadikan perjalanan si gembel ini berasa Konglomerat. Syukur yang saya panjatkan mungkin tidak akan mampu bersanding dengan nikmatNya yang tak terhitung.
Terima kasih juga untuk orang tua terkasih yang telah membangunkan menara impian dan mengajarkan arti keimanan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah sejak diri ini terlahir di dunia, keluarga terkasih yang selalu mendukung dan mendoakan saya, teman-teman yang sudah banyak membantu dari segi moril, materi dan dukungan semangat lainnya. Saya tidak sendiri, dibelakang layar mereka dengan hebatnya membantu saya tanpa pamrih. Pihak sekolah yang telah membantu keperluan dokumen dan izinnya serta Pak Ashari yang bersedia direpotkan, Hadi yang selalu bersedia direpotkan meski saya sudah di Morocco, H.Sahlabi dan Fauzan yang sudah bersedia membantu dengan materinya tanpa ragu, Atih dan Adi yang tak segan membantu meski kameranya tidak bisa dipakai hingga Atih pun membantu untuk urusan perbankan saya ketika saya masih di Morocco, Pebri dan Pak Tomi yang berjasa mendekatkan saya dengan kolega dari Jerman, Ka Wening yang bersedia berbagi info dan pengalamannya, Teh Vita yang tetap memberikan info peluang untuk saya, Niki yang memiliki mimpi yang sama dan tak pernah absent mengikuti perjalanan saya, Yohana yang selalu menyelipkan mimpinya untuk saya wujudkan. Serta teman-teman yang lainnya yang selalu baik kepada saya dan yang merasa mimpinya sama. Ya sayalah si Pencuri Mimpi itu. Bagi teman - teman yang merasa mimpinya saya curi, inilah gantinya cerita ini saya persembahkan untuk kalian semua, semoga kalian semua rela dan semoga bermanfaat.
Terima kasih juga untuk para mujahid tanah air yang telah rela meninggalkan negeri untuk kepentingan umat di Palestina, karena kalian saya yang termasuk muslim Indonesia begitu dihargai di negeri orang.
Benar kata orang semakin jauh kita pergi, Semakin tahu dimana letaknya cinta.
Sampai jumpa lagi !